Taman Endog Sumedang Bukan Sekedar Hiasan Kota
Taman Endog tidak hanya menjadi tempat bermain dan bersantai, tetapi juga menyimpan nilai-nilai filosofis yang mengajarkan kehati-hatian dalam menjaga keberlanjutan dan keberhasilan. Monumen tersebut menggambarkan betapa pentingnya menjaga pencapaian dan prestasi, seperti halnya sebuah telur yang perlu dijaga hati-hati agar tidak pecah.
Menurut Sekretaris Daerah Sumedang, Herman Suryatman, Taman Endog Sumedang memiliki status sebagai taman kota atau ruang terbuka hijau (RTH), dan pengelolaannya saat ini berada di bawah Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten Sumedang. Monumen telur dengan simbol piala di dalamnya menjadi pengingat akan keberhasilan yang dicapai pada masa kepemimpinan sebelumnya.
Herman menjelaskan bahwa simbol piala tersebut mencerminkan berbagai prestasi yang dicapai pada saat itu. Pembangunan Taman Endog Sumedang pada tahun 1991, saat Bupati Sumedang dijabat oleh Drs. Sutardja, merupakan hasil kerjasama antara Pemerintah Daerah dan PT. Djarum. Prasasti di salah satu sisi monumen ini mencatat kerjasama tersebut.
Baca Juga:Sumedang Terkenal dengan Apa ? Yuk Intip 6 Faktanya!Inilah Daftar Bupati Sumedang: Jejak Kepemimpinan dari Masa ke Masa
Sebagai sebuah monumen filosofis, Taman Endog tidak hanya menjadi landmark kota Sumedang, tetapi juga mengandung pesan moral tentang pentingnya menjaga prestasi dan membangun kehidupan bersama dengan hati-hati. Melalui simbol telur yang pecah menjadi langit dan bumi, taman ini mengajak kita untuk merenung tentang proses penciptaan alam semesta dan bagaimana kita sebagai manusia harus menjaga dan merawatnya.
Taman Endog Sumedang, dengan segala keunikannya, bukan hanya tempat untuk bersantai, tetapi juga tempat yang memberikan inspirasi dan makna mendalam bagi masyarakatnya. Semua ini tentang kamu, Taman Endog Sumedang, yang tetap menjadi saksi bisu dari sejarah dan filosofi setempat.