sumedangekspres – Karena Cinta Perang Kerajaan Sumedang Larang dan Kesultanan Cirebon Pecah
Pada jaman kerajaan tepatnya pada abad ke-16 masehi.Terdapat dua kerajaan besar di tatar sunda yaitu kerajaan Sumedang Larang dan Kesultanan Cirebon.
Raja Sumedang saat itu adalah Prabu Geusan Ulun adalah raja yang terkenal dengan ketampanannya dan kebijaksanaanya.
Baca Juga:Sejarah Desa Dayeuhluhur Dijadikan Ibu Kota Kerajaan Sumedang LarangDishub Jabar Matangkan Persiapan Hadapi Libur Nataru 2024
Pada suatu ketika Raja Sumedang Larang Prabu Geusan Ulun berangkat ke Demak Bintoro untuk memperdalam ilmu agama dengan diiringi ke empat Kandaga Lante yang setia. Usai berguru di Demak rombongan Prabu Geusan Ulun melakukan perjalanan pulang dengan terlebih dahulu singgah ke Cirebon untuk bersilaturahmi dengan Pangeran Giri Laya (Raja Cirebon).
Ayah Prabu Geusan Ulun adalah Pangeran Santri yang merupakan keturunan dari Sunan Gunung Jati pendiri Kesultanan Cirebon.
Pangeran Giri Laya menerima kedatangan Prabu Geusan Ulun dengan baik. Sikap Prabu Geusan Ulun yang ramah, ditambah dengan ketampanannya mempesona rakyat dan keluarga kerajaan Cirebon.
Semua orang merasa segan dan memberikan pujian kepada tindak-tanduk Prabu Geusan Ulun. Saat Prabu Geusan Ulun memasuki pendopo kerajaan, para menak dan Pangeran Cirebon terpesona melihatnya.
Ketika Pangeran Geusan Ulun bertukar pikiran dengan Pangeran Giri Laya, permaisuri Ratu Harisbaya menyajikan santapan. Saat melihat Prabu Geusan Ulun, sang permaisuri terpikat dan jatuh hati dengan ketampanannya.
Hingga pada suatu malam ketika Prabu Geusan Ulun tengah tidur terdengar bunyi langkah seseorang yang mendekatinya. Ternyata orang yang datang itu adalah Ratu Harisbaya. Sehingga membuat Prabu Geusan Ulun sangat terkejut.
Sang Prabu kemudian memanggil keempat patihnya untuk berunding mencari cara menasehati Ratu Harisbaya yang memaksa untuk dapat ikut pergi dengannya.
Baca Juga:Ngeri! Harga Cabai Jablay di Kuningan Melambung TinggiBandung Barat di Terjang Lonsor dan Banjir Pasca Hujan Deras
Ratu Harisbaya mengancam akan bunuh diri jika keinginannya tidak dituruti. Mbah Jayaperkosa memberikan saran agar Ratu Harisbaya lebih baik diboyong saja ke Sumedang Larang.
Akhirnya malam itu juga Prabu Geusan Ulun, keempat patihnya, dan Ratu Harisbaya pergi secara diam-diam di tengah malam ke Sumedang Larang tanpa berpamitan terlebih dulu kepada Pangeran Giri Laya.
Sampai di pagi hari di Keraton Cirebon terjadi kegemparan dengan hilangnya Ratu Harisbaya berbarengan dengan rombongan Prabu Geusan Ulun juga sudah tiada. Sehingga timbul kecurigaan bahwa Ratu Harisbaya telah dibawa pergi ke Sumedang. Pangeran Giri Laya kemudian memerintahkan pasukan untuk mengejar Prabu Geusan Ulun.