Sejarah Desa Dayeuhluhur Dijadikan Ibu Kota Kerajaan Sumedang Larang

Sejarah Desa Dayeuhluhur Dijadikan Ibu Kota Kerajaan Sumedang Larang
Sejarah Desa Dayeuhluhur Dijadikan Ibu Kota Kerajaan Sumedang Larang(istimewa/jadesta.kemenparekraf.go.id)
0 Komentar

sumedangekspres – Sejarah Desa Dayeuhluhur Dijadikan Ibu Kota Kerajaan Sumedang Larang

Desa Dayeuhluhur merupakan salah satu Desa yang ada di Kecamatan Ganeas kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat.

Mungkin orang saat ini ketika mendengar nama Desa Dayeuhluhur sudah tidak asing lagi karena desa ini memiliki sejarah yang panjang terutama pada saat jaman kerajaan Sumedang larang.

Desa Dayeuhluhur yang menjadi salah satu objek wisata religi unggulan di Kabupaten Sumedang yang setiap hari banyak dikunjungi para peziarah dari berbagai daerah.

Baca Juga:Dishub Jabar Matangkan Persiapan Hadapi Libur Nataru 2024Ngeri! Harga Cabai Jablay di Kuningan Melambung Tinggi

Di Desa Dayeuhluhur terdapat makam Raja terakhir Sumedang Larang yaitu Prabu Geusan Ulun dan Istrinya Ratu Harisbaya. Selain Raja dan Ratu di tempat itu juga terdapat petilasan Patih Kerajaan Padjajaran Patih Eyang Jaya Perkasa.

Asal-Usul Nama Dayeuhluhur

Dayeuhluhur” berasal dari bahasa Sunda yang secara harfiah berarti “Kota tinggi” atau “wilayah tinggi”. Jadi Dayeuhluhur itu dapat diartikan sebagai kota yang berada di dataran tinggi

Sejarah Desa Dayeuhluhur Jadi Ibu Kota Sumedang Larang

Desa Dayeuhluhur merupakan salah satu desa yang ada di dataran tinggi dan hampir berada di puncak Gunung Rengganis. Dayeuhluhur sempat dijadikan Pusat Pemerintahan atau Ibu Kota Kerajaan Sumedang Larang pada masa kepemimpinan Prabu Geusan Ulun, sekitar tahun 1578-1601.

Sejarah Desa Dayeuhluhur dijadikan ibu kota bermula dari, Prabu Geusan Ulun bersama Istrinya Ratu Haribaya dan para penggawa kerajaan lainnya, memindahkan Pusat Kerajaan dari yang semula di Kutamaya ke Gunung Rengganis.

Pemindahan pusat pemerintahan itu sengaja dilakukan dalam upaya mengantisipasi serangan Kerajaan Cirebon. Saat itu ibukota Sumedang masih di Kutamaya. Cirebon murka dan berniat menyerang Sumedang. Untuk mencegah penyerangan Cirebon, Jaya Perkasa membawa pasukan bersiaga di perbatasan sumedang.

Kisahnya, Jaya Perkasa berhasil mengadang pasukan dari Cirebon. Namun ketika pulang ke kutamaya ternyata sudah kosong. Prabu Geusan Ulun ternyata sudah pindah keGunung Rengganis yang kini disebut Dayeuh Luhur.

Alasan kenapa Dayeuhluhur dipilih sebagai pusat kerajaan, karena daerah ini lokasinya berbukit dan berada di dataran tinggi. Jadi pemindahan pusat pemerintahan ini, merupakan bagian dari strategi agar lebih mudah untuk mengintai pergerakan musuh dari jauh

0 Komentar