sumedangekspres – Tugu Adipura yang menjulang gagah di bunderan Alamsari, Sumedang, bukan hanya sekadar monumen berdiri megah.
Lebih dari sekadar penanda geografis, tugu ini membawa kisah panjang dan penghargaan yang melekat pada kabupaten Sumedang.
Mari kita telusuri lebih dalam sejarah, penghargaan, dan makna di balik Tugu Adipura yang telah menjadi landmark bagi warga Sumedang.
1. Kabupaten Sumedang: Dari Kota Buludru hingga Surga di Jawa
Baca Juga:Warisan Bersejarah Benteng Panjoenan di Gunung Koentji SumedangBPBD Kabupaten Sumedang Berikan Bantuan Kepada Warga yang Terkena Dampak Bencana Alam
Dekade 1980-an mencatat Sumedang sebagai “Kota Buludru”. Sebuah sebutan yang mencerminkan keadaan kota yang rindang dengan pepohonan.
Jalan-jalan yang teduh dan udara yang sejuk menjadikan Sumedang seperti surga di Jawa.
Pandangan dari udara menggambarkan kabupaten ini sebagai lapisan hijau yang mirip kain beludru.
Sebuah keindahan alam yang membuat Sumedang diakui sebagai Surga di Jawa oleh penulis Belanda, Wijnand Kerkhoff, dalam bukunya yang berjudul “Het Paradijs van Java.”
2. Piala Adipura: Penghargaan untuk Kebersihan dan Keindahan
Keindahan alam Sumedang tidak hanya terlihat, tetapi juga diakui. Pada tahun 1984, Kabupaten Sumedang pertama kali meraih Piala Adipura sebagai kabupaten yang bersih dan indah.
Penghargaan ini menjadi bukti konkret bahwa kebersihan dan keindahan alam Sumedang diakui secara nasional.
Prestasi ini tidak hanya sekali terjadi, pada tahun 1997, di bawah kepemimpinan Bupati H.M. Husein Jachjasaputra, Sumedang kembali meraih Piala Adipura untuk yang kedua kalinya.
3. Tugu Adipura: Monumen Keberhasilan dan Kegigihan
Baca Juga:CPNS Kabupaten Sumedang didorong Harus Menjadi ASN yang Kreatif dan InovatifBaznas Sumedang Salurkan Infak Kemanusiaan Rp 461 Juta untuk Palestina: Bersatu dalam Membantu Sesama
Sebagai wujud penghargaan terhadap prestasi tersebut, Tugu Adipura didirikan di perempatan atau bunderan Alamsari.
Tugu ini menjadi simbol keberhasilan Sumedang sebagai kabupaten yang peduli terhadap kebersihan dan keindahan lingkungannya.
Setinggi 12 meter, tugu ini menggambarkan kegigihan dalam menjaga kebersihan, menghijaukan lingkungan, dan merawat keindahan alam.
4. Pelestarian Lingkungan dan Tantangan Modernisasi
Namun, seiring perkembangan zaman, kebutuhan akan pembangunan tidak selalu sejalan dengan pelestarian alam.
Pepohonan yang dulu menghiasi jalanan Sumedang harus tunduk pada kebutuhan pelebaran jalan dan proyek pembangunan lainnya.
Alasan keamanan pun seringkali menjadi pembenar penebangan pohon-pohon tua yang sudah menjadi bagian dari sejarah kota.