sumedangekspres– Motif empat anak tewas di Jaksel, berawal dari bau menyengat di rumah korban, orang sekitarpun menghampiri rumah tesebut dan menemukan empat anak tewas dalam kamar rumahnya di Jagakarsa, Jakarta Selatan. Empat korban terdiri atas dua anak perempuan dan dua anak laki-laki itu diduga tewas dibunuh ayah kandungnya sendiri, PD alias P (41).
Mayat keempatnya terungkap setelah warga mencium bau menyengat dari rumah P. Tetangga bernama Titin Rohmah (49) awalnya mengira bau menyengat itu berasal dari bangkai tikus.
Titin kemudian melihat sekeliling dan menemukan kaca rumah kontrakan P dipenuhi lalat hijau. Ia kemudian memanggil pemilik kontrakan dan Ketua RT setempat.
Baca Juga:Apa yang Dimaksud Kapal Pinisi yang Jadi Ilustrasi Google Hari Ini?Logistik Pemilu Tiba di Sumedang: KPU Sortir Logistik Sebelum Didistribusikan!
Bau menyengat ini membuat warga curiga. Kakak P, laki-laki berinisial TF pun datang ke rumah tersebut. TF bersama ketua RT kemudian mendobrak pintu kontrakan.
“Abangnya Panca (pelaku) datang sama-sama Pak RT pas dibuka. Dia (TF) dulu yang masuk, abangnya,” kata Titin.
Tak lama kemudian Titin mendengar TF berteriak histeris. TF lalu keluar dari rumah tersebut.
“Pas masuk dia nangis, abangnya Panca itu. Ya Allah….Ya Allah” kata Titin sambil menirukan teriakan TF.
Pelaku Coba Bunuh Diri
Sementara P ditemukan tergeletak dan terluka di kamar mandi. P diduga mencoba bunuh diri usai membunuh anak-anaknya dan saat ini dirawat di rumah sakit.
“Saat ini sedang dirawat di rumah sakit, tadi juga kami sudah melakukan interogasi kepada yang bersangkutan,” kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Ade Ary Syam Indradi.
Selain itu, polisi menemukan pesan bertulisan ‘Puas Bunda Tx For All’ di lantai rumah lokasi empat anak tewas diduga dibunuh ayah sendiri di Jagakarsa, Jakarta Selatan. Polisi akan melakukan uji laboratorium terkait temuan pesan tersebut.
Baca Juga:Acara Gethering KPU Sumedang: KPU Tekankan Pada Media Massa!Sabusu Jadi Tempat Pengembangan Budaya dan Kearifan Lokal Sumedang!
Ade Ary mengatakan pengecekan dilakukan untuk mengetahui apakah tulisan tersebut betul dibuat terduga pelaku P (41) atau bukan. Polisi juga akan mendalami warna merah di tulisan itu berasal dari apa.
“Kami harus cocokkan juga, itu tulisan siapa, jadi yang kami temukan ada tulisan diduga, tulisannya berwarna merah di lantai. Kami masih dalami, ditulis oleh siapa dan menggunakan warna merah itu apa. Itu harus pasti karena kami tidak boleh berandai-andai, ini TKP yang harus diolah secara scientific, secara ilmiah,” ujarnya.