sumedangekspres – Gerakan Zero Bullying di Sumedang Terinspirasi dari Pendidikan Berbasis Kasih Sayang Een Sukaesih
Apakah kamu masih mengenali figur Een Sukaesih? Seorang pendidik yang telah memajukan pendidikan melalui prinsip kasih sayang, kini menjadi sumber inspirasi untuk pengembangan sistem pendidikan di Sumedang.
Pemerintah Kabupaten Sumedang telah memulai Gerakan Zero Bullying Pelajar dan Pendidikan Berbasis Kasih Sayang, yang resmi diperkenalkan di Gedung Negara pada Jumat (15/12/2023).
Baca Juga:Bus Terguling Tewaskan 7 Orang, Berikut Kronologi Kecelakaan Maut di Tol Cipali PurwakartaMata Air Cigirang, Objek Wisata Terbaru di Sumedang yang Jadi Buruan Wisatawan
Herman Suryatman, Penjabat Bupati Sumedang, memiliki pengalaman pribadi mengenai Een Sukaesih, mengakui bahwa dalam keterbatasan fisiknya, almarhum guru ini telah memberikan kontribusi besar dalam dunia pendidikan.
Pendekatannya melibatkan pengajaran dan pemberian kasih sayang kepada murid-muridnya untuk membentuk karakter mereka.
Pentingnya penguatan pendidikan karakter diakui sebagai kunci utama agar pelajar tidak terjerumus menjadi pelaku perundungan atau bullying.
Herman menyatakan bahwa bullying merupakan akibat dari kurangnya kasih sayang, sementara pendidikan berbasis kasih sayang memiliki prinsip yang tidak bersifat transaksional dan senantiasa melibatkan hati.
Menurutnya, penerapan pendidikan ini dapat menjadi solusi untuk menghindari kejadian bullying.
Pengenalan Gerakan Zero Bullying dan Pendidikan Berbasis Kasih Sayang merupakan upaya untuk membentuk generasi penerus yang unggul di Sumedang.
Katanya, langkah ini merupakan bagian dari upaya untuk melahirkan generasi pelajar yang memiliki kecerdasan, karakter, dan kepekaan emosional sehingga dapat menjadi pemimpin masa depan yang baik.
Baca Juga:Ulama di Sumedang dan Subang Yakin Ganjar-Mahfud Bisa Bawa Kesejahteraan Dana Bagi Hasil Desa DBH akan Secepatnya Dicairkan untuk Desa di Sumedang, Ini Syaratnya!
Risma Wiastuti, seorang Psikolog Klinis di RSUD Sumedang, menekankan urgensi melakukan upaya pencegahan bullying dalam skala besar.
Ia mencatat bahwa salah satu konsekuensi yang sering dialami oleh korban perundungan adalah munculnya masalah kesehatan mental.
Katanya, untuk memastikan anak-anak dapat mengoptimalkan pengembangan potensinya, diperlukan pendidikan mengenai pentingnya pencegahan bullying, khususnya di lingkungan sekolah dan rumah.
Melibatkan peran aktif orang tua dan seluruh staf sekolah dianggap krusial untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan anak berjalan secara optimal.