Dosen Teknik Elektro FMIPA Unpad Sukses Ciptakan Alat Holter Monitor Jantung yang Canggih dan Ekonomis

Dosen Teknik Elektro FMIPA Unpad Sukses Ciptakan Alat Holter Monitor Jantung yang Canggih dan Ekonomis
Dosen Teknik Elektro FMIPA Unpad Sukses Ciptakan Alat Holter Monitor Jantung yang Canggih dan Ekonomis (ist/alodokter)
0 Komentar

sumedangekspres – Dosen Teknik Elektro FMIPA Unpad Sukses Ciptakan Alat Holter Monitor Jantung yang Canggih dan Ekonomis

Arjon Turnip PhD, seorang dosen di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, bersama timnya, sukses mengembangkan perangkat monitor jantung holter yang diklaim sebagai inovatif dan ekonomis.

Dalam saluran berbagi video Unpad yang diakses di Bandung pada hari Sabtu, Arjon menyampaikan bahwa alat yang diberi nama Portable Smart Cardio Holter Recorder ini memiliki sejumlah keunggulan dan diharapkan dapat bermanfaat dalam pemeriksaan Elektrokardiogram (EKG) pada pasien jantung.

Baca Juga:Rekomendasi Kuliner Sumedang yang Wajib Kamu Cicipi, Lezat Bikin Ketagihan!Liburan Sekolah Hampir Tiba! Berikut Rekomendasi Glamping Ternyaman dan Murah di Ciwidey Bandung

Arjon menjelaskan bahwa menggunakan alat ini, mereka hanya akan melakukan rekaman ketika ada dugaan gangguan; jika kondisi normal, tidak akan ada rekaman.

Dengan pendekatan ini, alat tersebut diharapkan dapat memudahkan identifikasi waktu terjadinya gangguan, baik itu hari, jam, maupun menit kejadian tersebut.

Selanjutnya, Arjon menjelaskan bahwa jika alat tersebut mencatat adanya gangguan, informasinya akan langsung terbaca oleh operator yang bisa berupa keluarga pasien, perawat, atau dokter umum, memungkinkan diagnosa dini dalam waktu singkat.

Hasil dari alat ini disajikan dalam bentuk angka dengan batasan tertentu untuk kesehatan normal atau gangguan jantung, memungkinkan siapa pun untuk menginterpretasikan hasilnya tanpa harus menunggu konsultasi dokter jantung.

Arjon juga menyoroti perbedaan alat ini dengan EKG di rumah sakit, di mana ukurannya kecil dan tidak membutuhkan kabel, sehingga mudah dibawa ke mana-mana (nirkabel).

Arjon menjelaskan bahwa alat ini menggunakan teknologi nirkabel.

Berbeda dengan data di rumah sakit yang direkam pada kertas, data dari alat ini direkam secara daring atau disimpan di Cloud, memungkinkan reproduksi, pembacaan ulang, pencetakan ulang, dan sebagainya.

Ukuran alat ini kecil, sekitar 6×10 cm lebar kotaknya, dan tingginya sekitar 4×5 cm, memungkinkan kemudahan untuk dibawa ke mana-mana.

Baca Juga:Angka Kasus Covid-19 di Indonesia Kembali Meningkat, Masyarakat Dihimbau untuk Selalu Menggunakan MaskerBikin Geger! Polisi Berhasil Meringkus Lima Pelaku yang Menewaskan Seorang Pria di Semarang

Selain itu, Arjon menyampaikan bahwa sebagian besar perangkat kesehatan di Indonesia masih bergantung pada impor, menyebabkan harganya menjadi lebih tinggi, penggunaannya kurang optimal, dan perawatannya cenderung sulit

. Oleh karena itu, sebagai inovasi, ia menciptakan alat ini sebagai produk canggih buatan dalam negeri, dengan tujuan agar dapat diakses secara personal.

0 Komentar