sumedangekspres – COVID-19 serang Asia Tenggara juga? Yuk cek!
Pemerintah di Asia Tenggara dan sekitarnya kini berjibaku menghadapi gelombang kedua pandemi Covid-19.
Langkah-langkah pencegahan kembali diterapkan, termasuk pemasangan pemindai suhu di bandara dan himbauan agar masyarakat kembali mengenakan masker.
Di Indonesia, situasinya semakin memprihatinkan.
Pada Rabu (20/12/2023), tercatat 453 kasus baru, dengan total kasus aktif mencapai 2.548 orang.
Baca Juga:Zulhas: Keluarga Pak Jokowi ya Keluarga PANIsrael Rekrut Orang Muslim Buat Lawan Hamas di Internet
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi, menjelaskan bahwa peningkatan kasus disertai dengan peningkatan jumlah tes.
Tapi, ada juga dugaan munculnya varian baru yang mempercepat penularan.
“Ada beberapa faktor penyebab kenaikan kasus Covid-19. Pertama adanya peningkatan kewaspadaan gejala pneumonia seperti yang merebak di China. Ini gejala awalnya sama, otomatis pasti terjadi peningkatan deteksi,” ungkap dr. Nadia.
Meskipun Indonesia mencatat nihil kasus kematian setelah status gawat darurat dicabut, masyarakat tetap diingatkan untuk menunda perjalanan ke negara dengan kasus tinggi sebagai langkah kehati-hatian.
Situasi serupa juga terjadi di negara tetangga.
Singapura melaporkan lonjakan kasus menjadi 32.035 pada pekan yang berakhir 2 Desember.
Varian JN.1, sublineage dari BA.2.86, kini menyumbang sekitar 60 persen kasus Covid di Singapura.
Meski belum ada bukti bahwa varian ini lebih berisiko, pemantauan terus dilakukan.
Malaysia juga mengalami peningkatan kasus hampir dua kali lipat dalam seminggu.
Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Malaysia, Radzi Abu Hassan, menyatakan situasinya terkendali meskipun terdapat delapan klaster aktif, terutama di sektor pendidikan.
Baca Juga:Gunung Merapi Semburkan Guguran Lava 10 Kali ke Kali Bebeng!Sandiaga Uno Bakal Kasih Bebas Visa ke 20 Negara, Apa Untungnya?
Penting untuk dicatat bahwa situasi sebenarnya bisa lebih tinggi, mengingat masyarakat melakukan tes mandiri dan tidak selalu melaporkan hasil positif.
Ahli virologi Universitas Malaya, Sazaly Abu Bakar, memperkirakan bahwa kasus Covid-19 Malaysia sebenarnya bisa mencapai 5.000 hingga 10.000 per minggu.
Dalam menghadapi gelombang kedua ini, kewaspadaan dan kerjasama masyarakat menjadi kunci untuk memitigasi penyebaran virus yang semakin dinamis.
Demikian artikel tentang COVID-19 serang Asia Tenggara.