sumedangekspres, TANJUNGKERTA — Team digitalisasi pesantren RMI PBNU, Setya Affandi menyampaikan sistem pelaporan dan administrasi tahfidz sudah digital. Sistem ini sudah mulai diberlakukan di Pondok Pesantren Al-Hikamussalafiyyah, Sumedang.
Sementara, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Hikamussalafiyyah, KH Sa’dulloh mengatakan, dengan adanya sistem ini dapat lebih semangat syiarkanlah Al-Qur’an.
Dikatakan, kemakmuran dunia ini masih bisa ditafsirkan. Pertama untuk kemakmuran dunia secara keseluruhan atau masyarakat dunia. Dan, kedua bisa juga ditafsirkan untuk kemakmuran pribadi secara duniawi.
Baca Juga:Sukajaya Sukseskan Pemilihan Anggota BPDGetaran Gempa Pangandaran Terasa Hingga Sumedang
“Saat ini banyak masyarakat muslim yang mengaku beriman atau percaya terhadap Al-Qur’an, tapi kadang-kadang tidak percaya bahwa dengan membaca Al-Qur’an bisa membawa kepada kemakmuran. Bahkan terkadang tidak yakin juga bahwa Allah lah yang menentukan rizki buat kita,” terangnya, baru-baru ini.
“Orang yang sibuk membaca Al-Qur’an dan dzikir kepada Allah SWT, sehingga ia lupa tidak meminta atau tidak berdoa kepada Allah, maka jangan khawatir, Allah akan memberikan sesutu yang lebih baik daripada yang diberikan kepada orang-orang yang suka meminta,” imbuhnya.
Dia menjelaskan, makna sibuk membaca Al-Qur’an diatas berarti ada tiga sikap yang harus dikerjakan. Pertama Al-Qur’an itu harus dibaca, setelah itu didalami, dan yang terakhir diamalkan serta disyiarkan.
“Kalau kita rutin berkesinambungan membaca Al-Quran, kemudian mendalami isinya, lalu mengamalkannya, yakinlah Allah SWT tidak akan membiarkan kita. Kalau dari sisi individu-individu sudah makmur secara keduniaan, maka akan terjadi kemakmuran di seluruh dunia,” tegas KH Sa’dulloh. (bim)