sumedangekspres – Aktivitas kerak bumi, baik yang bersifat lemah maupun kuat, dapat menghasilkan gelombang gempa bumi. Namun, terkadang gelombang tersebut sangat sulit untuk dirasakan secara langsung oleh manusia.
Oleh karena itu, diciptakanlah alat yang dapat mendeteksi dan merekam gelombang gempa tersebut, dan salah satu alat tersebut adalah seismograf.
Seismograf: Merekam Jejak Gempa Bumi
Seismograf adalah alat yang digunakan untuk mencatat gempa bumi. Saat gempa terjadi, seismograf akan mencatat gerakan tanah dan menghasilkan kurva atau grafik getaran yang disebut seismogram.
Baca Juga:Human Error Merupakan Penyebab Paling Umum Kecelakaan Kereta Api: Benarkah? Simak Penjelasannya!Tragedi Kecelakaan Kereta di Cicalengka: Tabrakan KA 350 Commuter Line dan KA 66 Turangga
Alat ini umumnya dipasang di tanah dan bekerja dengan merekam grafik getaran tersebut pada gulungan kertas.
Menurut buku IPA Fisika karya Mikrajuddin Abdullah, komponen utama seismograf meliputi beban, pena, dan gulungan kertas.
Seismograf dapat memberikan informasi mengenai kekuatan, lama, jarak, arah, serta jenis gelombang gempa bumi yang terjadi. Secara teknis, seismograf merupakan instrumen yang merekam gerakan tanah saat terjadi gempa bumi.
Metode Deteksi Seismograf
Ada dua metode utama yang digunakan seismograf untuk mendeteksi gempa bumi, yaitu metode vertikal dan horizontal. Metode vertikal fokus pada gerakan ke atas dan ke bawah tanah, sedangkan metode horizontal fokus pada gerakan mendatar.
Perbedaan dengan Seismometer
Perlu dicatat perbedaan antara seismograf dan seismometer. Seismometer, sebagaimana dijelaskan dalam buku “Struktur Bangunan Tahan Gempa” oleh Moh Nur Sholeh, merupakan bagian dari seismograf.
Seismometer berfungsi sebagai sensor yang merekam getaran tanah akibat gempa bumi.
Skala Richter (SR) merupakan parameter penting dalam pengukuran gempa bumi, dan seismometer mengukur amplitudo maksimum gelombang dengan satuan mikrometer pada jarak 100 km dari pusat gempa.
Baca Juga:Ikuti Program Pendampingan BRI, UMKM Ini Jadi Tahan Banting!Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno Menanggapi Overtourism di Bali: Perlunya Penyebaran Destinasi Wisata!
Dengan kata lain, seismometer membantu menyediakan data untuk mengukur intensitas gempa bumi dan menciptakan pemahaman yang lebih baik tentang potensi kerusakan yang mungkin terjadi.
Dengan adanya seismograf yang dipasang oleh ITB Pascagempa Sumedang, diharapkan informasi yang diperoleh dari alat ini dapat memberikan kontribusi dalam pemantauan dan penelitian terkait aktivitas gempa bumi, sehingga dapat meningkatkan pemahaman dan kewaspadaan terhadap potensi risiko gempa di wilayah tersebut.***