sumedangekspres, UJUNGJAYA – Keberadaan Bendung Cariang yang beberapa tahun lalu jebol sangat disayangkan oleh warga Kecamatan Ujungjaya. Menurut mereka, selain akan menopang perairan pesawahan dan bidang pertanian lainnya, Bendung Cariang juga akan akan mampu meningkatkan perekonomian.
“Selain pertanian, keberadaan Bendung Cariang juga akan mampu membantu bidang lainnya. Seperti perikanan,” jelas seorang warga setempat, Baban saat berbincang dengan Sumeks, belum lama ini.
Dikatakan, warga akan mampu meningkatkan perekonomian melalui pemeliharaan ikan di kolam-kolam ikan. Karena, selama ini dengan jebolnya Bendung Cariang, sumber air untuk kolam warga tidak ada.
Baca Juga:Lemah Ekonomi Dominasi PerceraianBendungan Cihamerang Sisakan Dampak Sosial
“Warga dapat memelihara ikan ataupun membuka pemancingan. Dengan begitu, perekonomian warga dapat terbantu karena adanya perputaran uang di kolam-kolam mereka,” ujarnya.
Baban pun sangat mengharapkan Bendung Cariang segera terbangun kembali. Selama ini, banyak lahan warga yang terbengkalai akibat tidak adanya Bendung Cariang.
Selain itu, kata dia, Bendung Cariang juga akan mampu menahan air dari Sungai Cipelang sehingga dapat mengurangi resiko banjir ke pemukiman.
“Pada intinya, Bendung Cariang sangat penting bagi sebagian besar warga Kecamatan Ujungjaya. Jadi, kami sangat mengharapkan Bendung Cariang segera terbangun kembali,” tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, PJ Bupati Sumedang mengatakan Bendung Cariang merupakan Bendung yang sangat strategis yang mampu mengairi sekitar 1600 Hektar sawah di enam desa di Kecamatan Ujungjaya.
Kata dia, Forkopimda Sumedang sedang berusaha semaksimal mungkin menangani Bendungan Cariang yang jebol beberapa tahun lalu secepat mungkin.
Selain itu, kata Herman, pihaknya juga akan melaporkan ke Gubernur dan akan melakukan komunikasi lanjutan ke Kementrian PU. Pihaknya akan mengikhtiarkan support budget dari APBN.
Baca Juga:Perumda Air Minum Tirta Medal Sumedang Berikan Karyawan Dapat Bantuan Perbaikan RumahDewan Soroti Jalan Rusak
“Memang, hitungan sementara luar biasa sangat besar membutuhkan dana kurang lebihnya Rp 28 Miliar,” katanya. (bim)