Lemah Ekonomi Dominasi Perceraian

TANGGAPI: Panitera Pengadilan Agama Sumedang Maman Suherman SAg MH, saat memberikan keterangan data perkara yang diterima di Pengadilan Agama Sumedang kepada Sumeks, baru-baru ini.
TANGGAPI: Panitera Pengadilan Agama Sumedang Maman Suherman SAg MH, saat memberikan keterangan data perkara yang diterima di Pengadilan Agama Sumedang kepada Sumeks, baru-baru ini.
0 Komentar

sumedangekspres, KOTA – Panitera Pengadilan Agama Sumedang, Maman Suherman SAg mengatakan, faktor yang menjadi penyebab terjadinya perceraian terbanyak pada tahun 2023, yaitu ekonomi dengan 1.880 perkara. Kemudian diikuti pertengkaran terus menerus 1.561 perkara, meninggalkan salah satu pihak 83 perkara.

“Lalu dihukum penjara enam perkara, KDRT lima perkara, murtad tiga perkara. Poligami, perselisihan, judi, cacat badan, kawin paksa dan mabuk masing-masing satu perkara,” jelasnya saat diwawancara Sumeks, baru-baru ini.

Saat disinggung perbandingan keadaan perkara tahun 2023 dengan tahun sebelumnya, Maman mengatakan, mengakhiri periode tahun 2023 sebagai bahan evaluasi dalam penanganan dan penyelesaian perkara di PA Sumedang.

Baca Juga:Bendungan Cihamerang Sisakan Dampak SosialPerumda Air Minum Tirta Medal Sumedang Berikan Karyawan Dapat Bantuan Perbaikan Rumah

“Perlu kiranya kami membuat catatan akhir tahun, terkait keadaan perkara sepanjang tahun 2023,” katanya.

Panitera memaparkan, jumlah sisa perkara tahun 2021 sebanyak 381 ditambah perkara masuk tahun 2022 sebanyak 4.945 perkara. Sehingga beban perkara di tahun 2022 sebanyak 5.326 perkara.

“Adapun jenis perkara yang diterima oleh PA Sumedang pada tahun 2022 yaitu cerai talak 1.328 perkara, cerai gugat 3.246 perkara, asal usul anak 24 perkara, isbat nikah 387 perkara. Dispensasi kawin 250 perkara, kewarisan delapan perkara dan penetapan ahli waris 31 perkara.

Kemudian, jenis perkara ekonomi syariah dan pengesahan anak satu perkara, harta bersama 6 perkara, izin poligami 3 perkara. Pembatalan perkawinan 3 perkara, penguasaan anak 3 perkara, perwalian 28 perkara, wali adhal 2 perkara.

“Kemudian perkara yang diputus selama tahun 2022 sebanyak 5.144 perkara. Sehingga sisa perkara yang belum diputus pada tahun 2022 sebanyak 182 perkara,” ujarnya.

Adapun lanjut panitera, untuk beban keadaan perkara di tahun 2023, yaitu jumlah sisa perkara tahun 2022 sebanyak 182 ditambah perkara masuk tahun 2023 sebanyak 4.517 perkara. Sehingga beban perkara ditahun 2023 sebanyak 4.699 perkara.

Jenis perkara yang diterima oleh PA Sumedang pada tahun 2023 yaitu, cerai talak 1.146 perkara, cerai gugat 2.848 perkara, asal usul anak 22 perkara, isbat nikah 336 perkara, dispensasi kawin 273 perkara, kewarisan 4 perkara dan penetapan ahli waris 23 perkara. Sedangkan ekonomi syariah 2 perkara, harta bersama 2 perkara, izin poligami 6 perkara, pembatalan perkawinan 2 perkara, pencabutan kekuasaan wali 1 perkara, perwalian 33 perkara, wali adhal 1 perkara.

Baca Juga:Dewan Soroti Jalan RusakTanggul Jebol Puluhan KK Mengungsi

“Kemudian perkara yang diputus pada tahun 2023 sebanyak 4.614 perkara. Sehingga sisa perkara yang belum diputus pada tahun 2023 sebanyak 85 perkara,” kata panitera.

0 Komentar