sumedangekspres – Dalam beberapa tahun terakhir, media asing soroti Prabowo Subianto terhadap perubahan penampilan dan branding dalam kontestasi Pilpres 2024 telah menjadi pusat sorotan.
Sebuah artikel dari The Guardian, berjudul “From torture allegations to ‘harmless grandpa’: the rebranding of Indonesia’s Prabowo,” yang dirilis pada Selasa (9/1/2024), mencerminkan pergeseran citra yang signifikan.
“Dia adalah mantan jenderal yang dipecat dari militer di tengah tuduhan terlibat dalam penculikan dan penyiksaan. Namun saat ini, Prabowo Subianto, kandidat terdepan dalam pemilu mendatang, menampilkan citra yang sangat berbeda: seorang kakek yang lucu dengan gerakan tarian yang canggung dan sisi yang lebih lembut,” demikian dalam laporan The Guardian.
Baca Juga:Viral! Soeharto Ikut Kampanye di Pemilu 2024, Ajak Pilih GolkarGejala Kayak Maag, Kanker Pankreas Bisa Serang Anak Muda
Perubahan ini mencakup momen-momen menggemaskan Prabowo pada acara kampanye dan debat, di mana dia memperlihatkan sisi lucu dengan menggoyangkan pinggul dan melambaikan tangannya.
Video-videonya menjadi viral di media sosial, dengan para pengguna menyebutnya sebagai “gemoy” atau lucu.
Meskipun masa lalu Prabowo penuh kontroversi, termasuk tuduhan penculikan dan penyiksaan terhadap aktivis pro-demokrasi pada akhir tahun 1990-an, serta pelanggaran hak asasi manusia di Papua dan Timor Timur, artikel tersebut menyoroti perubahan citra yang mencolok.
Prabowo, yang pada saat ini berusia 72 tahun, tampaknya berhasil menarik dukungan pemilih muda, seperti yang ditunjukkan oleh hasil jajak pendapat Indikator.
Dalam wawancara dengan The Guardian, Prabowo mengakui larangan bepergian ke AS yang pernah dijalaninya, meskipun larangan tersebut dibatalkan setelah ia menjabat sebagai Menteri Pertahanan pada 2019.
Ia selalu menyangkal melakukan kesalahan terkait tuduhan-tuduhan kontroversial tersebut.
Terlepas dari polemik mengenai masa lalunya, Prabowo saat ini mencalonkan diri bersama calon wakil presiden Gibran Rakabuming Raka, putra tertua Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Meskipun kemitraan ini memicu kontroversi, baik Prabowo maupun Gibran tampaknya mampu mempertahankan kinerja mereka dalam pemilu, dengan harapan meraih dukungan luas dari masyarakat Indonesia.
Demikian artikel tentang media asing soroti Prabowo.