sumedangekspres – Kenapa Tanah Abang sepi? Mari cek alasannya.
Pasar Tanah Abang, yang dahulu berjaya sejak era Hindia Belanda pada 30 Agustus 1735, kini menghadapi tantangan serius yang membuatnya sepi.
Alasan utama dibalik kenapa Tanah Abang sepi dapat diuraikan dalam dua faktor krusial yang menjadi sorotan utama.
1. Persaingan Tak Sehat dengan E-commerce
Penjual di Tanah Abang walau sempat santer ingin menutup e-commerce, pada faktanya mereka mengikuti perkembangan dan ikutan jualan secara online.
Baca Juga:Inilah Alasan Kenapa Inggris Menjajah Banyak NegaraBongkar Alasan Singapura Jadi Negara yang Paling Pintar Matematika
Situasi ini mencerminkan persaingan yang tidak sehat antara pedagang tradisional dengan e-commerce.
Banyak toko di Tanah Abang yang memiliki akun di platform seperti Shopee, Tokopedia, Instagram, dan lainnya.
Namun, harganya seringkali tidak bisa bersaing dengan diskon besar dan harga murah yang diberikan oleh e-commerce.
Konsumen cenderung lebih memilih belanja online karena harganya yang lebih terjangkau, adanya diskon ongkos kirim, dan fleksibilitas yang ditawarkan.
2. Maraknya Pungutan Liar di Parkiran Tanah Abang
“Harga parkir tak masuk akal, di mana harga parkir mobil bisa sampai Rp 50 ribu dan motor Rp 20 ribu.” – Curhatan netizen di media sosial
Masalah parkir menjadi kendala serius yang membuat konsumen merasa tidak nyaman.
Pungutan liar oleh oknum di parkiran, seperti tarif yang tidak sesuai dan pungutan tak wajar, menciptakan pengalaman yang kurang menyenangkan bagi pengunjung.
Baca Juga:Cak Imin Kritik Food Estate Terus, Seburuk Itu Kah?Sudah 19 Kerja, Karyawan Google Ini Malah Senang di PHK
Penyelesaian masalah parkir menjadi kunci untuk memulihkan kepercayaan konsumen dan mencegah keberlanjutan sepi di Pasar Tanah Abang.
Dengan mengatasi permasalahan ini melalui kerjasama antara pelaku usaha, manajemen pasar, dan pihak terkait, diharapkan Pasar Tanah Abang dapat kembali menjadi destinasi belanja yang ramai dan diminati oleh masyarakat.
Demikiam artikel tentang alasan kenapa tanah abang sepi.