sumedangekspres – Ekonom senior Indonesia, Faisal Basri, baru-baru ini mengungkapkan alasan di balik rencana mundur Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dari Kabinet Indonesia Maju yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo.
Dalam sebuah wawancara di program Closing Bell, Faisal Basri menyampaikan pemikiran dan penjelasannya mengenai keputusan beberapa menteri teknokrat untuk mundur.
Faisal Basri menekankan bahwa menteri yang termasuk dalam golongan teknokrat cenderung memiliki nilai etika dan moral yang kuat.
Baca Juga:Dikabarkan Mundur, Sri Mulyani Kabur ke Negara IniSri Mulyani Siap Mundur, Begini Respons Mahfud MD
Ia menjelaskan bahwa teknokrat, baik yang berkecimpung dalam bidang ekonomi seperti Sri Mulyani maupun di luar bidang ekonomi seperti Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, memiliki standar nilai etika yang tidak tertulis.
Faisal Basri menyatakan, “Teknokrat itu memiliki standar nilai etika tidak tertulis, jadi kalau dia diminta oleh atasannya yang akhirnya melanggar aturan, dia bilang sorry enggak mau, tidak bisa.”
Faisal menegaskan bahwa para teknokrat ini tidak akan melanggar aturan demi kepentingan politik dan bahwa mereka siap untuk mundur jika dihadapkan pada situasi yang melampaui batas keilmuan dan etika.
Salah satu poin yang diungkapkan Faisal adalah bahwa para menteri tersebut merasa terganggu oleh terlalu banyaknya intervensi yang masuk dalam tugas dan fungsi mereka, terutama terkait dengan penggunaan anggaran negara.
Dalam kutipan lainnya, Faisal menggambarkan percakapannya dengan salah satu menteri yang mengungkapkan kegelisahan terkait intervensi tersebut.
“Jadi Pak Jokowi ini ingin keliling Indonesia gitu 2024 lebih intens, bagikan apalah gitu ya, ‘wah itu anggarannya belum ada di APBN pak’, ‘tapi uangnya ada?’ diusahakan pak,’ ‘laksanakan’. Itu kan kalau dilakukan crime karena setiap sen dari APBN itu harus persetujuan, enggak bisa di jumbalit-jumbalitkan begitu, nah mulai resah teman-teman ini,” kata Faisal menirukan percakapannya.
Dengan demikian, bongkaran alasan mundurnya Sri Mulyani dan menteri teknokrat lainnya, sebagaimana diungkapkan oleh Faisal Basri, menyoroti kompleksitas dinamika di dalam Kabinet Indonesia Maju dan menggambarkan pentingnya nilai etika dan keilmuan di tingkat kepemimpinan.