sumedangespres, KOTA – Pergerakan tanah menyebabkan tiga rumah di Dusun Pamarisen, Desa Mekarjaya, Kecamatan Sumedang Utara mengalami retak-retak. Selain menyebabkan rumah retak-retak, pergerakan tanah juga menyebabkan retakan tanah sepanjang kurang lebih 100 meter, dengan kedalaman mencapai 1 meter.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumedang, Atang Sutarno mengatakan, selain tiga rumah yang mengalami retak, pergerakan tanah juga mengancam dua rumah lainnya.
Dikatakan, pihaknya telah menerjunkan tim Pusdalops untuk melakukan assessment ke lokasi.
Baca Juga:Polisi Bekuk Konplotan Pencuri TraktorSumedang Jadi Kabupaten Layak Anak
“Hasilnya ada tiga rumah yang retak-retak dan dua rumah lainnya yang terancam. Kami saat ini sedang berada di lokasi,” kata Atang, Rabu (28/2).
Atang menuturkan, pergerakan tanah tersebut diduga akibat kondisi tanah yang labil dan ditambah intensitas hujan yang tinggi.
Untuk itu, lanjut dia, BPBD Sumedang mengimbau para pemilik rumah agar mengutamakan keselamatan jiwanya dan mencari tempat yang lebih aman.
“Kami juga mengimbau warga untuk lebih waspada lagi jika turun hujan,” ujarnya.
Atang meminta pemerintah desa membuat surat rekomendasi untuk pengecekan lebih lanjut oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
“Kami sudah berkoordinasi dengan pihak Desa Mekarjaya agar segera membuat surat rekomendasi untuk mengecek kondisi tanah tersebut ke PVMBG. Ini penting supaya dapat diteliti lebih lanjut, ” tandasnya.
Sebelumya, selain di Desa Mekarjaya, pergerakan tanah juga terjadi di Dusun Karanganyar RT 02 RW 07 Desa Cipeundeuy, Kecamatan Jatinunggal, Minggu (25/2).
Baca Juga:Pemdes Sukagalih Minta Data Bantuan Beras DirevisiGirimukti Dukung Program KKN Tematik
Pergerakan tanah tersebut mengakibatkan 21 rumah mengalami retak-retak bervariasi dari 5 sampai dengan 10 centimeter. Selain itu, pergerakan tanah juga menyebabkan jalan penghubung Desa Cipeundeuy menuju Desa Cimanintin mengalami retakan.
“Tim Pusdalops BPBD telah melakukan assessment. Hasilnya berdasarkan keterangan warga, kejadian pada hari Minggu (25/2) sekitar pukul 20.00 WIB,” kata Atang.
Saat itu, kata dia, saksi merasakan ada pergerakan tanah dan melihat dinding rumah menjadi ada retakan retakan.
Sementara itu, kata Atang, retakan di jalan penghubung Desa Cipeundeuy dan Desa Cimanintin kedalaman retakan mencapai 50 centimeter hingga 1 meter.
“Kondisi saat ini Jalan sedang dilakukan penambalan oleh tanah,” katanya.