sumedangekspres – Video Viral, Warga Grobogan Bawa Keranda Jenazah Di Tengah Banjir.
Sebuah video viral baru-baru ini memperlihatkan momen yang sangat emosional di mana beberapa orang melintasi banjir yang dalam, sementara mereka mendorong sebuah keranda yang di atasnya tertulis huruf Arab yang diapungkan menggunakan rakit pohon pisang.
Peristiwa ini terungkap terjadi di Kabupaten Grobogan, menyoroti tantangan dan keberanian dalam menghadapi banjir yang melanda.
Baca Juga:Mensyukuri Nikmat Bertemu RamadhanHukuman Koruptor di Indonesia Paling Ngeri, Ini 9 Hukuman Terberat Bagi Koruptor di Dunia
Dalam video singkat berdurasi 28 detik, terlihat sekelompok warga mengawal sebuah keranda menuju pemakaman di tengah banjir yang melanda.
Meskipun banjir mencapai kedalaman lebih dari 1,5 meter, mereka dengan hati-hati mendorong keranda tersebut, memastikan jenazah dapat dihormati dengan baik.
Para pelayat yang tidak berani melintas hanya bisa menyaksikan dari kejauhan, sementara kerumunan terbentuk di sekitar tempat tersebut.
Kejadian ini berlangsung di Desa Sembungharjo, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan pada 14 Maret 2024.
Kepala Desa Sembungharjo, Sudarsono, menjelaskan bahwa jenazah yang diantar adalah warga setempat yang meninggal karena sakit.
Dia menambahkan bahwa akses menuju pemakaman biasanya tergenang banjir saat musim penghujan, namun para warga telah terbiasa dengan kondisi tersebut.
Menurut Sudarsono, akses menuju TPU Desa Sembungharjo cenderung tergenang banjir karena letaknya yang cekung.
Baca Juga:KPK Gagal Membangun Sistem Pencegahan Korupsi, Kasus Pungli di Rutan Terjadi Sejak 2019Kenapa Honorer Tak Dapat THR dan Gaji ke-13 dari Pemerintah? Ini Alasannya
Meskipun demikian, warga telah mengatasi tantangan tersebut dengan mengantarkan jenazah melewati banjir, menunjukkan keberanian dan kepedulian mereka terhadap proses pemakaman.
Dia juga berharap agar ada anggaran untuk meninggikan akses tersebut guna menghindari banjir yang terjadi saat luapan Sungai Lusi.
Kapolsek Panunggalan, AKP Siswanto, menyatakan bahwa banjir di wilayahnya terjadi akibat luapan Sungai Lusi sejak Rabu (13/3/2024).
Meskipun belasan rumah terdampak, yang paling parah adalah genangan air yang menghalangi akses jalan.
Dia menjelaskan bahwa inisiatif warga untuk menyeberangkan keranda jenazah merupakan bukti nyata solidaritas dan kepedulian di tengah situasi sulit seperti ini.
Banjir mulai surut pada Jumat (15/3/2024) malam, dan pada Sabtu (16/3/2024), kendaraan sudah diperbolehkan melintas.
Peristiwa ini menyoroti keteguhan dan keberanian masyarakat dalam menghadapi bencana alam.
Meskipun banjir menghambat akses dan mengganggu kehidupan sehari-hari, solidaritas dan semangat gotong royong tetap terjaga.