Namun, tantangan muncul ketika mencoba menerjemahkan lirik bahasa Sunda ke bahasa Indonesia dengan mempertahankan makna dan nuansa yang sama.
Doel Sumbang mengakui kesulitannya, “Ternyata memang sulit menerjemahkan bahasa Sunda ke bahasa Indonesia.
Misalnya saja lirik ‘kabedil ku jangjawokan, kapanah ku kinasihan,’ artinya jika diterjemahkan tetap akan sama. Namun, kesan dan nilai bahasanya tidak sama.”
Baca Juga:Resep Tumis Daun Pepaya: Pedas, Gurih, dan NikmatJannes Kilon Diaz Viral Ngaku-Ngaku Sebagai "Nabi" di Medsos: Tanggapan Netizen Gimana?
Meskipun demikian, Doel Sumbang dan Jeffry Bulle berhasil menciptakan lagu baru berjudul Aku Cinta Kamu.
Lagu ini menjadi ajang kolaborasi Doel Sumbang dengan Nini Carlina, yang sebelumnya sukses dengan lagu Kalau Bulan Bisa Ngomong.
Meskipun awalnya hanya proyek uji coba, namun album Aku Cinta Kamu sukses besar di pasaran, bahkan meraih penghargaan.
Kesuksesan ini membawa Doel Sumbang dan Nini Carlina menjadi duet yang kompak dan merilis beberapa album laris. “Sampai sekarang, saya masih menikmati kesuksesan dari kedua lagu tersebut,” tambah Sumbang.
Melalui perjalanan panjang lagu Ai, kita belajar bahwa karya musik memiliki kekuatan untuk menghadirkan keajaiban dan mencatat sejarah.
Lagu Ai bukan hanya sekadar tembang pop Sunda, tetapi juga simbol dari keberanian untuk menghadapi tantangan dan menjadikannya sebagai pelajaran berharga bagi generasi musisi masa depan.
Semoga kisah sukses ini dapat menginspirasi kita semua untuk terus berkarya dan memperjuangkan passion kita dalam bidang seni, tanpa melupakan akar dan nilai-nilai budaya yang membentuknya.