Petani di Sumedang Mengeluhkan Turun Harga Gabah dan Berharap Ada Kenaikan Harga

Petani di Sumedang Mengeluhkan Turun Harga Gabah
Petani di Sumedang Mengeluhkan Turun Harga Gabah(pinterest/ilustrasi)
0 Komentar

Sumedangekspres -Petani di Sumedang Mengeluhkan Turun Harga Gabah dan Berharap Ada Kenaikan Harga, Para petani di Kabupaten Sumedang sedang menghadapi tantangan serius akibat turunnya harga gabah belakangan ini.

Situasi ini telah menimbulkan kekhawatiran dan kegelisahan di kalangan petani, yang mengandalkan penjualan gabah sebagai sumber pendapatan utama Mereka.

Petani di Sumedang Mengeluhkan Turun Harga Gabah

Juju, salah seorang petani dari Sumedang Utara, menyatakan keprihatinannya tentang penurunan harga gabah.

Baca Juga:Menara Miniatur Eiffel Merah: Pesona Baru Tanjung DuriatTahu Sumedang Itu Ternyata Pembuatnya Orang China

Menurutnya, harga gabah di daerahnya kini hanya mencapai Rp. 600 ribu per kwintal, jauh lebih rendah dari sebelumnya yang mencapai Rp. 900 ribu per kwintal. “Saya jual ke bandar Rp. 600 ribu per kwintal, sebelumnya harga gabah bisa sampai Rp. 900 ribu per kwintal. Ya, mungkin ini dampak dari banyaknya daerah yang panen padi,” ujarnya pada Sabtu, 4 Mei 2024.

 

Juju juga menyoroti biaya produksi yang tidak sedikit dalam menanam padi. Dia berharap harga gabah tidak turun terlalu drastis, mengingat biaya produksi yang harus dipikul petani. “Kemarin saya menjual karena butuh untuk modal lagi, kalau tidak untuk modal mah tidak akan dijual karena sayang harganya murah,” tambahnya.

 

Engkus, petani lain dari Rancakalong, juga mengeluhkan situasi serupa. Menurutnya, harga gabah di daerahnya kini hanya Rp. 580 ribu per kwintal, jauh di bawah harapan mereka. Dia pun belum bersedia menjual gabahnya karena harga yang tidak sesuai dengan ekspektasi. “Sayang kalau dijual sekarang karena memang kan lagi banyak yang panen jadi harganya turun,” paparnya.

 

Di samping itu, petani juga harus menghadapi kenaikan harga pupuk yang cukup signifikan. Meskipun ada pupuk subsidi, namun alokasinya tidak mencukupi dan petani terpaksa harus membeli pupuk non-subsidi dengan harga yang lebih tinggi. “Memang sih ada pupuk subsidi tetapi alokasinya tidak sesuai kebutuhan, sehingga kekurangannya harus beli yang non-subsidi,” ungkapnya.

 

Dalam situasi ini, harapan para petani tertuju pada kenaikan harga gabah di masa depan. Mereka berharap bahwa harga gabah akan kembali naik agar dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani di Sumedang.

0 Komentar