Trainer Literasi Digital Savero Karamiveta Dwipayana Ingatkan, Penyebaran Informasi Hoaks di Bidang Kesehatan

Savero Karamiveta Dwipayana (ICT Watch) menyampaikan materi mengenai literasi digital dan hoaks.
Savero Karamiveta Dwipayana (ICT Watch) menyampaikan materi mengenai literasi digital dan hoaks.
0 Komentar

Trainer Literasi Digital Savero Karamiveta Dwipayana Ingatkan, Penyebaran Informasi Hoaks di Bidang Kesehatan Menjadi Tantangan Serius bagi Masyarakat

SUMEDANGEKSPRES – YOGYAKARTA, Trainer literasi digital dari ICT Watch yang juga salah seorang fasilitator Portal Kesehatan Masyarakat atau Portkesmas Savero Karamiveta Dwipayana menegaskan penyebaran informasi hoaks atau tidak benar tentang kesehatan telah menjadi tantangan serius bagi masyarakat. 

Kegiatan Portkesmas berupa pelatihan tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku, koordinator imunisasi, kesehatan lingkungan, dan gizi se-Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yaitu Workshop Komunikasi Antar Pribadi (KAP) dan Literasi Digital Kesehatan. 

Baca Juga:Ridwan Solichin Sebut Dony Ahmad Munir Sebagai Sosok Hebat, Tangguh dan PiawaiPPP-PKS Jalin Koalisi, Dony Ahmad Munir: Gentleman agreement Sudah, Tinggal Bahas Teknisnya 

Aktivitas ini merupakan kolaborasi Portkesmas bersama Dinas Kesehatan DIY yang didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika, Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi, Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) DIY, dan Beras LaDORI. Pelatihan ini dilakukan di Aula Badan Pelayanan Kesehatan DIY pada Selasa 30 April 2024 yang diikuti oleh lebih dari 170 orang perwakilan tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku, koordinator imunisasi, kesehatan lingkungan, dan gizi dari Puskesmas dan lingkungan Dinas Kesehatan DIY dan kabupaten/kota se-DIY. 

Kegiatan pelatihan yang berkolaborasi dengan ICT Watch dan Forum Pelatih KAP ditujukan untuk peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dalam menyambut introduksi vaksinasi Japanese Encephalitis (JE) di DIY.

Savero menyampaikan bahwa hoaks kesehatan bisa berdampak serius pada keputusan masyarakat tentang perawatan kesehatan. “Penyebaran informasi yang tidak benar dapat menyebabkan penolakan terhadap vaksinasi, pengobatan yang tidak efektif, atau bahkan perasaan panik di tengah masyarakat,” ujarnya.

Maka dari itu, ia menekankan perlunya penyuluh kesehatan yang memiliki kelebihan kecerdasan dalam menghadapi hoaks. “Penyuluh kesehatan harus mampu menyaring informasi yang benar dari yang salah, serta memiliki kemampuan untuk mengkomunikasikan informasi yang kompleks dengan cara yang mudah dimengerti oleh masyarakat,” tambah Savero.

Lebih jauh disampaikannya bahwa pemahaman tentang bagaimana informasi tersebar di media sosial dan internet sangat penting. “Penyuluh kesehatan yang memiliki pemahaman yang baik tentang algoritma media sosial dan strategi penyebaran informasi online akan lebih efektif dalam menjangkau masyarakat dan menghadapi hoaks,” jelas anak bungsu dari dua bersaudara ini.

0 Komentar