Orang Tua Siswa SDN Cipareuag Kecewa dengan Sistem Kelas Siang 

BERBARIS: Sejumlah siswa SDN Cipareuag pada saat mengikuti kegiatan di sekolahnya, baru-baru ini.BERBARIS: Sej
BERBARIS: Sejumlah siswa SDN Cipareuag pada saat mengikuti kegiatan di sekolahnya, baru-baru ini.
0 Komentar

sumedangekspres, CIMANGGUNG – Keputusan SDN Cipareuag di Kecamatan Cimanggung untuk menerapkan sistem kelas siang menuai kritik dari sejumlah orang tua siswa. Mereka menganggap kebijakan tersebut kurang efektif dalam mendukung proses belajar mengajar yang optimal bagi anak-anak mereka.

Indra (38), seorang warga Perumahan Griya Sampoerna, mengungkapkan kekecewaannya terhadap kebijakan tersebut. Menurutnya, belajar di siang hari justru mengganggu konsentrasi anak-anak, sehingga materi pelajaran sulit diserap dengan baik.

“Belajar pada jam siang mengganggu anak-anak dan kurang efektif untuk mereka dalam menangkap pelajaran,” kata Indra dengan nada kecewa, baru-baru ini.

Baca Juga:Warga Cimalaka Resah, Jalan Rusak ParahPPS Kelurahan Situ Gelar Sosialisasi Pilgub dan Pilbup 2024

Tak hanya soal efektivitas belajar, dampak lain dari kelas siang tersebut juga dirasakan oleh anak-anak di luar sekolah. Indra, salah satu orang tua murid lainnya, mengeluhkan bahwa jadwal mengaji anak-anaknya terganggu akibat berbenturan dengan jam kelas siang.

“Saya mohon kepada Bapak Pj Bupati dan dinas terkait agar ada bantuan ruang kelas yang baru,” ujarnya, berharap adanya solusi segera dari pemerintah.

Kepala Sekolah SDN Cipareuag, D Suhardin, turut angkat bicara mengenai situasi ini. Menurutnya, jumlah siswa yang mencapai 505 orang dengan fasilitas yang terbatas menjadi alasan utama diterapkannya sistem kelas siang.

“Dengan jumlah siswa sebanyak itu, fasilitas yang ada saat ini sangat tidak memadai. Selain kekurangan ruang kelas, ruang guru dan kamar mandi juga sudah tidak layak pakai,” ungkap Suhardin.

Ia juga mengungkapkan kekhawatirannya terkait keamanan sekolah yang minim.

“Banyak jalan terbuka karena pagar pembatas tidak ada. Hal itu membuat lingkungan sekolah rawan terhadap aksi kriminal seperti pencurian,” tambahnya.

Suhardin berharap agar pihak pemerintah segera merespons kebutuhan sekolah dengan serius. Suhardin menjelaskan lebih lanjut bahwa sekolah kekurangan tujuh ruang kelas dari total sepuluh yang dibutuhkan.

Kekurangan ruang tersebut memaksa pihak sekolah untuk mengambil langkah darurat dengan menerapkan sistem kelas siang, meskipun disadari hal tersebut jauh dari ideal. Menurutnya, penambahan fasilitas ruang kelas menjadi prioritas utama demi memastikan proses belajar mengajar yang lebih efektif dan aman bagi para siswa.

0 Komentar