Sambut Maulid, Keraton Sumedang Larang Gelar Kirab dan Jamasan Pusaka

Sambut Maulid, Keraton Sumedang Larang Gelar Kirab dan Jamasan Pusaka
Sambut Maulid, Keraton Sumedang Larang Gelar Kirab dan Jamasan Pusaka
0 Komentar

sumedangekspres, KOTA – Dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H, Keraton Sumedang Larang menggelar Kirab dan Jamasan Pusaka di Alun-alun Sumedang, Kamis, 5 September 2024, atau bertepatan dengan 1 Rabiul Awwal/Maulid 1446 H.

Kirab yang dimulai dari Gedung Pusaka Museum Prabu Geusan Ulun dengan mengarak Mahkota Binokasih dan tujuh Pusaka lainnya beserta berbagai hasil bumi menuju Alun-alun diiringi ratusan kawargian Keraton Sumedang Larang. Setelah tiba di Alun-alun secara simbolis prosesi pencucian (Jamasan) benda pusaka pun dilangsungkan.

Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga, (Disparbudpora) Kabupaten Sumedang H Nandang Suparman yang hadir mewakili Pj Bupati Sumedang Yudia Ramli mengapresiasi panitia penyelenggara, khususnya pihak Keraton Sumedang Larang yang telah bekerja keras untuk terselenggaranya kegiatan ini.

Baca Juga:Pengedar Narkoba Menyasar Remaja dan Mahasiswa di SumedangNN Ditemukan Tak Bernyawa di Kasur, Pelaku Masih Tahap Penyelidikan

“Saya merasa bangga dan bahagia dapat hadir pada acara ini. Karena merupakan momentum yang sangat istimewa. Dimana kita memadukan antara warisan budaya leluhur dengan peringatan Nabi Muhammad SAW,” kata Nandang.

Nandang menyebutkan, Kirab Keraton Sumedang Larang dan Jamasan pusaka bukan hanya sekedar ritual tahunan, namun juga menjadi sarana untuk melestarikan kearifan lokal dan nilai-nilai luhur yang telah diwariskan oleh para pendahulu.

Nandang pun mengajak untuk bersama-sama merenungkan kembali ajaran-ajaran Nabi Muhammad SAW yang penuh dengan nilai-nilai kemanusian, toleransi dan kasih sayang.

“Mari kita jadikan peringatan Maulid Nabi ini sebagai momentum untuk memperkuat persatuan dan kesatuan diantara kita semua,” ucapnya.

Nandang menuturkan, Kirab Keraton Sumedang Larang dan Jamasan Pusaka yang menjadi tradisi sejak dahulu merupakan bentuk penghargaan kepada leluhur Sumedang dan sebagai upaya mempertahankan eksistensi seni dan budaya Sunda.

“Semoga kelestarian seni budaya yang sudah ada secara turun temurun dari leluhur Sumedang ini selalu terjaga, sehingga menjadi edukasi bagaimana cara merawat dan melestarikan pusaka,” tuturnya. (red)

0 Komentar