Staf Khusus BPIP: Mari Keluar dari Mentalitas Manusia Terjajah

Staf Khusus BPIP: Mari Keluar dari Mentalitas Manusia Terjajah
Staf Khusus BPIP: Mari Keluar dari Mentalitas Manusia Terjajah
0 Komentar

Benny melanjutkan, Gerakan Pendidikan seperti ini sesuai dengan pengamalan nilai Pancasila sila kelima.

“Keadilan sosial. Itu diwujudkan dengan juga pemerataan dalam dunia Pendidikan. Kenapa? Agar mental manusia terjajah itu dihapuskan. Sumber daya alam dan manusia dijajah dengan mentalitas seperti ini, akhirnya membawa kesengsaraan, kesenjangan sosial, kemiskinan.”

“Sekarang ini, kita harus melawan apa yang disebut sebagai ideologi popularisme. Popularisme menghancurkan demokrasi; calon-calon boneka, calon-calon tunggal keluar, masyarakat dengan algoritma diarahkan untuk menjadi satu suara tanpa ada suara kritis dan dialetika untuk kebaikkan Bersama, akhirnya Pancasila menjadi retorika saja. Nilai keadilan sosial menjadi angan-angan saja,” tuturnya.

Baca Juga:Sejarah Terulang Setelah 56 Tahun, Ini Dasar Hukum Penyerahan Duplikat Bendera Pusaka Merah Putih oleh BPIPSiapkan Pemimpin Berbasis Digital untuk Keberkelanjutan, BKPSDM Sumedang Gelar Pelatihan D LEAPS

Pakar komunikasi politik ini menyatakan bahwa para pemuda harus dapat bergerak menjadi suara-suara yang berani menyatakan jika ada yang salah.

“Sedihnya kita saat ini, para pemuda banyak yang tidak lulus SMP. Tanpa pengetahuan dan Pendidikan, demokrasi Pancasila dibajak oleh oligarki yang terkait dengan kapital. Akhirnya? Mental manusia terjajah terus dilestarikan,” tegasnya.

Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP ini pun mengajak pemuda untuk melakukan refleksi.

“Menyambut perayaan kemerdekaan ke-79 Republik Indonesia ini, mari kita Kembali pada visi para founding fathers kita, Kembali menyelenggarakan kehidupan berbangsa bernegara sesuai tujuan negara di Pembukaan UUD 1945. Jadilah manusia merdeka seutuhnya. Gunakan media sosial untuk menyuarakan untuk menghancurkan mentalitas manusia terjajah ini. Belajar sejarah dengan baik, mengerti cara berpikir para pendiri dan tokoh negara kita. Jadilah petarung, bukan pecundang,” tutupnya. (*)

0 Komentar