sumedangekspres, CIMANGGUNG – Calon Bupati Sumedang nomor urut 1, Eni Sumarni, yang lebih akrab disapa Bunda Eni, kembali menyapa warga Kecamatan Cimanggung. Didampingi ratusan relawan dan anggota sayap partai Golkar, seperti AMPG dan FKPPI, Bunda Eni menyambangi sejumlah desa.
Antusiasme warga terlihat jelas, terutama dari kaum ibu-ibu yang berkumpul untuk menyampaikan keluh kesahnya. Bunda Eni memulai perjalanannya dari Desa Cikahuripan, dilanjutkan ke Desa Sindanggalih, hingga ke Pasar Parakanmuncang.
Sepanjang perjalanan, Eni kerap turun dari mobil untuk menyapa warga, terutama para perempuan yang tampak antusias dengan kehadirannya. Tidak sedikit dari mereka yang memanggilnya “Ibu” atau “Bunda” dengan penuh kehangatan.
Baca Juga:Rutilahu Ringankan Beban Ajih Warga Desa SirnamulyaTNI Pegang Peran Penting Stabilitas Keamanan
Dalam interaksi tersebut, berbagai keluhan disampaikan, mulai dari mahalnya biaya sekolah hingga sulitnya anak-anak masuk ke sekolah negeri akibat sistem zonasi yang berlaku.
“Bunda, biaya sekolah mahal, masuk sekolah negeri susah. Sistem zonasi ini bikin bingung,” keluh salah seorang ibu yang hadir.
Menanggapi hal tersebut, Bunda Eni menyatakan, permasalahan utama yang dihadapi warga Cimanggung adalah ekonomi, pendidikan, dan kesehatan.
“Banyak warga Cimanggung yang tinggal di kawasan industri, tetapi masih kesulitan mencari pekerjaan. Selain itu, mereka terjerat masalah ekonomi seperti pinjaman dari rentenir dan beban biaya sekolah yang tinggi,” ungkapnya.
Tidak hanya soal ekonomi, pendidikan juga menjadi sorotan utama. Bunda Eni menyoroti rendahnya gaji guru honorer yang hanya sekitar Rp 150 ribu per bulan, itupun dibayar tiga bulan sekali.
“Bayangkan, Rp 150 ribu sebulan. Ini jelas tidak layak untuk kesejahteraan guru. Jika kualitas hidup guru rendah, bagaimana kita bisa berharap pendidikan anak-anak kita menjadi lebih baik?” tegasnya.
Sistem zonasi juga menjadi perhatian khusus Bunda Eni. Ia mengkritik pemerintah kabupaten yang hanya mengikuti kebijakan provinsi tanpa mempertimbangkan kondisi lokal.
Baca Juga:KH Asep Serukan Hamida Dukung Syaikhu-HabibieIsu Begal, Polisi Menyisir Jalanan di Ujungjaya: Kabar yang Beredar Hoaks
“Sistem zonasi harus disikapi dengan bijak. Kalau memang harus ada zonasi, tambahlah ruang kelas atau bangun sekolah baru. Bagaimana nasib anak-anak yang rumahnya jauh dari sekolah negeri dan tidak tercover KIP atau SKTM?” ujarnya dengan nada prihatin.
Selain ekonomi dan pendidikan, Bunda Eni juga menyoroti masalah kesehatan. Menurutnya, dengan populasi Cimanggung yang mencapai lebih dari 65.000 jiwa, fasilitas kesehatan yang ada tidak memadai.