Penangkapan dan Penemuan Mengerikan
Setelah melakukan penyelidikan lebih lanjut, polisi akhirnya menangkap Ed Gein.
Saat menggeledah rumahnya, mereka menemukan pemandangan yang sangat mengerikan.
Pintu rumah yang biasa saja itu menyimpan rahasia kelam yang akan mengubah pandangan masyarakat terhadap Ed selamanya.
Di dalam rumahnya, mereka menemukan tubuh Bernice Worden tanpa kepala yang tergantung di langit-langit.
Ini adalah pemandangan yang sangat mengerikan dan membuat para petugas kebingungan.
Baca Juga:Belut Hidup di Dalam Perut Seorang Pria, Masuk Lewat Belakang, Kok Ga Kerasa?Milenial dan Gen Z Mantapkan Diri Dukung Pasangan ASIH di Pilgub Jabar
Selain itu, mereka juga menemukan berbagai organ dalam dan tengkorak yang disimpan di dalam toples.
Ini bukan hanya pembunuhan; ini adalah tindakan kekejaman yang melampaui batas kemanusiaan.
Pengakuan yang Mengerikan
Setelah penemuan tersebut, Ed Gein diinterogasi oleh pihak berwenang.
Dengan tenang, ia mengaku bahwa ia telah membunuh Bernice Worden dan Mary Hogan.
Namun, pengakuan itu tidak berhenti di situ. Ed mengaku telah mengakhiri nyawa banyak orang lainnya, memotong bagian tubuh mereka, dan bahkan melakukan nekrofilia.
Dia menjelaskan bahwa dia berhubungan intim dengan mayat-mayat tersebut, mengungkapkan kegelapan batinnya yang tak terduga.
Lebih mengerikannya lagi, Ed juga membuat masker dan pakaian dari kulit para mayat tersebut.
Dia mengaku melakukan hal ini karena ia ingin merasakan kehadiran orang-orang yang telah pergi, sebuah cara yang tragis untuk mengatasi kesepian dan kehilangan.
Baca Juga:Ini yang Akan Terjadi Pada Bumi 8 Miliar Tahun LagiMakan Nanas Bisa Menggugurkan Kehamilan? Simak Fakta dan Mitosnya
Kreasi ini bukan hanya sekadar hobi; bagi Ed, ini adalah pelarian dari realitas yang telah merenggut semua yang berharga dalam hidupnya.
Proses Hukum dan Akhir Hidup
Setelah serangkaian pengakuan mengejutkan ini, Ed Gein diadili. Namun, proses hukum tidak berjalan semudah yang dibayangkan.
Meskipun semua bukti menunjukkan bahwa Ed adalah pelaku dari kejahatan-kejahatan ini, ia dinyatakan tidak waras pada saat pembunuhan-pembunuhan tersebut terjadi.
Oleh karena itu, alih-alih dipenjara, Ed dipindahkan ke Mendota Mental Health Institute, tempat di mana ia akan menjalani sisa hidupnya.
Keputusan ini mengundang banyak protes dari masyarakat yang merasa bahwa Ed seharusnya diadili dengan lebih tegas atas kejahatan-kejahatan yang telah dilakukannya.
Namun, hukum pada saat itu mengakui bahwa kejiwaan Ed yang terganggu membuatnya tidak sepenuhnya bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya.