sumedangekspres, JATINANGOR – Banjir yang melanda Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, semakin menjadi ancaman bagi warga setiap kali hujan deras turun. Tingginya curah hujan dalam beberapa hari terakhir membuat luapan air Sungai Cimande tak terhindarkan, terutama di daerah rawan seperti Desa Sindanggalih dan Desa Cihanjuang.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyoroti pentingnya respons cepat pemerintah daerah dalam menghadapi cuaca ekstrem. Kepala BMKG Stasiun Geofisika Bandung, Teguh Rahayu menegaskan peringatan dini yang dikeluarkan harus segera ditindaklanjuti dengan langkah nyata di lapangan.
“Setiap peringatan dini bukan sekadar informasi, tetapi seruan untuk tindakan konkret guna meminimalkan risiko bencana,” ujar Rahayu dalam keterangannya, Rabu (5/3).
Baca Juga:Efisiensi, Pemkab Sumedang Pertahankan Anggaran KeagamaanNapiter Asal Poso Bebas Dari Lapas Sumedang
Ia menjelaskan, dalam beberapa hari terakhir, curah hujan di Jawa Barat, khususnya di Kabupaten Sumedang, mencapai kategori sangat lebat hingga ekstrem. Kondisi ini meningkatkan potensi banjir dan bencana hidrometeorologi lainnya yang dapat mengancam keselamatan warga serta menimbulkan kerugian materiil.
BMKG sendiri telah menyalurkan peringatan dini melalui berbagai kanal komunikasi resmi, seperti website, aplikasi mobile, SMS blasting, dan media sosial. Namun, efektivitas peringatan ini sangat bergantung pada kesiapan pemerintah daerah dalam meresponsnya dengan langkah konkret.
“Kesiapan daerah dalam menindaklanjuti peringatan dini menjadi kunci dalam upaya mitigasi bencana. Koordinasi yang erat antara pemerintah dan masyarakat sangat diperlukan agar langkah antisipatif bisa dilakukan lebih cepat dan efektif,” tegasnya.
Kemudian, kata dia, BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi hujan lebat yang disertai angin kencang dan kilat, terutama di daerah rawan banjir.
“Dengan meningkatnya aktivitas atmosfer, kesiapsiagaan menjadi hal yang mutlak agar dampak bencana dapat diminimalisir,” tegasnya. (kos)