sumedangekspres – Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi menyatakan bahwa pemerintah provinsi berkomitmen untuk menangani persoalan geng motor secara serius.
Ia menegaskan bahwa pembubaran geng motor akan dilakukan secara bertahap, bersamaan dengan penguatan patroli di seluruh wilayah kota dan kabupaten.
“Geng motor secara perlahan kan kita lagi. Ini kan bagian dari mengurangi dan kemudian yang berikutnya adalah patroli harus diperkuat,” ujar Kang Dedi saat melakukan kunjungan ke barak militer di Sumedang, Jumat (9/5/2025).
Baca Juga:Identitas 13 Orang Korban Insiden Pemusnahan Amunisi di GarutAri Budiman Apresiasi Ketua PBSI & Pemkab Sumedang atas Suksesnya Bupati Cup 2025: Ini Ajang Regenerasi Atlet
Menurutnya, patroli menjadi salah satu langkah kunci dalam menekan pergerakan kelompok geng motor yang kerap meresahkan masyarakat.
“Jadi setiap kota, kabupaten di mana pun, patrolinya harus jalan. Geng motor bisa tertangani dengan patroli,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Kang Dedi juga menyinggung bahwa tumbuhnya perilaku anak-anak yang tidak terkendali, termasuk keterlibatan dalam geng motor, merupakan refleksi dari permasalahan dalam sistem pendidikan saat ini.
“Nanti, kita kalau jujur ya, tumbuhnya anak-anak nakal yang tidak terkendali, ini juga bagian dari introspeksi pendidikan. Bahwa sistem pembelajaran dan mengajar kita di sekolah, serta kewibawaan guru, ini juga menjadi faktor kenapa anak-anak berperilaku seperti ini,” ungkapnya.
Untuk itu, ia menyarankan agar sektor pendidikan melakukan evaluasi total terhadap sistem dan mutu pengajaran di sekolah-sekolah.
“Pendidikan harus melakukan evaluasi secara total, baik terhadap sistem maupun terhadap mutu guru di sekolah,” ujarnya.
Sebagai bentuk penegakan kedisiplinan, Kang Dedi menyampaikan rencananya untuk menempatkan guru dan pegawai yang malas di barak militer.
Baca Juga:Harga Kalung Perak Mei 2025 Dari Termurah Sampai Termahal dan Tips Memilih yang TepatAnting Hilang Satu Apa Bisa Dijual? Simak Penjelasannya di Sini
Ia juga akan mengambil langkah tegas terhadap masyarakat yang membuat kerusuhan di ruang publik.
“Yang ke depan nanti guru yang malas, masukin ke barak militer. Pegawai yang malas, masukin barak militer. Nanti saya bilang dalam waktu tidak terlalu lama sekitar bulan Juli, nanti orang mabuk di jalanan, anak orang dewasa bikin rusuh di mana-mana, itu akan saya masukin ke barak militer,” ujarnya.
Kebijakan ini, menurut Kang Dedi, tidak sekadar hukuman, melainkan juga bagian dari rehabilitasi melalui kerja nyata yang bermanfaat bagi masyarakat.