Tebing Penahan Tanah di Cimanggung Roboh, Nyaris Makan Korban

Sebuah tebing penahan tanah (TPT) roboh akibat hujan deras, menutup sebagian jalan utama kabupaten Sumedang da
Sebuah tebing penahan tanah (TPT) roboh akibat hujan deras, menutup sebagian jalan utama kabupaten Sumedang dan membahayakan pengguna jalan. Titik longsor itu berada di dekat TPU Desa Cihanjuang, kawasan yang pernah mengalami bencana longsor besar Cimanggung beberapa tahun lalu
0 Komentar

SUMEDANGEKSPRES — Ruas jalan Bujil-Sawahdadap di Dusun Bojongkondang RT 01 RW 10, Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, kembali menelan masalah serius. Sebuah tebing penahan tanah (TPT) roboh akibat hujan deras, menutup sebagian jalan utama kabupaten Sumedang dan membahayakan pengguna jalan. Titik longsor itu berada di dekat TPU Desa Cihanjuang, kawasan yang pernah mengalami bencana longsor besar Cimanggung beberapa tahun lalu.

Kondisi jalan yang sempit ditambah dengan tertutupnya sebagian badan jalan oleh material TPT yang ambruk, menciptakan situasi rawan kecelakaan. Apalagi di sisi kiri jalan terdapat jurang dengan kedalaman sekitar 4 hingga 5 meter, sedangkan di bawahnya terdapat permukiman warga. Ketiadaan pembatas jalan yang memadai membuat kendaraan bermotor, khususnya mobil dan sepeda motor, harus melintas dengan ekstra hati-hati.

Insiden nyaris terjadi saat seorang pengendara mobil melintas bersamaan dengan pengendara motor dan pejalan kaki dari arah berlawanan. Kondisi sempit dan licin setelah hujan menyebabkan kendaraan hampir terpeleset ke jurang. Pengendara tersebut hanya bisa menghindar dengan manuver cepat ke sisi jalan yang lebih stabil. Tidak ada korban jiwa, namun situasi itu memperlihatkan tingginya risiko jika kondisi dibiarkan berlarut-larut.

Baca Juga:Dr Aqua Dwipayana Mendadak Sharing di BPJN Maluku, Semua Peserta AntusiasAhmad Luthfi Bidik Peluang Pengelolaan Sampah Berbasis Desa

TPT yang roboh memiliki tinggi sekitar 2,8 meter dengan panjang 15 meter dan ketebalan 0,6 meter. Berdasarkan keterangan warga, konstruksi TPT baru dibangun setahun lalu. Namun struktur tersebut tidak mampu menahan tekanan tanah yang labil, terutama setelah diguyur hujan deras selama beberapa hari berturut-turut. Material longsoran kini menutup sebagian jalan, membuat arus lalu lintas terganggu.

Sudah tiga minggu kondisi ini berlangsung tanpa penanganan dari pemerintah. Warga dan tokoh masyarakat setempat menyatakan bahwa laporan telah disampaikan ke Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), namun belum ada tindakan nyata. Jalan yang setiap hari dilalui warga untuk aktivitas kerja dan sekolah itu kini menjadi ancaman yang terus mengintai.

Ketua RW setempat, Dedep, menyatakan bahwa warga sempat membersihkan sebagian material agar kendaraan tetap bisa melintas. Namun, mereka kesulitan menangani kerusakan besar tanpa alat berat dan dukungan teknis. Ia juga mengkhawatirkan adanya potensi longsor susulan, terutama jika hujan kembali turun dalam intensitas tinggi.

0 Komentar