KOTA – Dunia kuliner memang selalu melahirkan inovasi.
Salah satunya datang dari seorang pelaku usaha muda asal Sumedang, Nabila, yang sukses merintis bisnis makanan kekinian dengan nama unik: Dimsum Pastacology.
Usaha ini bukanlah sekadar jualan makanan biasa.
Dimsum Pastacology menyajikan perpaduan antara kreativitas, tren kuliner masa kini, dan cita rasa yang khas.
Dibuka pada tahun 2024, Dimsum Pastacology awalnya bukanlah sebuah kedai dimsum. Justru, usaha ini bermula dari jualan menu spaghetti brulee, makanan berbahan dasar pasta yang sempat viral di media sosial.
Baca Juga:Motor Raib Saat Ditinggal di Halaman Kos, Pelaku Curanmor Warga Tanjungsari Makan Kilat Ala IPDN: Kepala Daerah Baru Tiga Suap, Lonceng Sudah Bunyi
“Awalnya saya jualan spaghetti brulee, namanya Pastacology. Karena lagi hits waktu itu, saya coba ikuti tren. Lalu saya lihat dimsum mentai juga sedang viral, akhirnya saya kreasikan menu baru dengan sentuhan rasa yang berbeda,” kenang Nabila saat ditemui di tempat usahanya, senin (23/6).
Berbekal kreativitas dan kejelian membaca pasar, ia kemudian mencoba memasarkan dimsum mentai buatannya lewat grup WhatsApp dan media sosial.
Siapa sangka, responnya di luar dugaan. Pesanan berdatangan, bahkan video promosinya yang dibuat secara mandiri pun ikut viral.
“Alhamdulillah, setelah video itu viral, banyak yang penasaran. Jadi makin semangat buat mengembangkan usahanya. Akhirnya saya putuskan untuk membuka tempat tetap dan memberi nama Dimsum Pastacology, menggabungkan menu awal dengan inovasi baru,” jelasnya.
Kini, Dimsum Pastacology menjadi salah satu tempat kuliner favorit di Sumedang, terutama di kalangan anak muda dan pecinta makanan kekinian. Menu andalan yang paling disukai pengunjung adalah:
Dimsum Mentai, dengan saus creamy khas yang menggugah selera,
Dimsum Tar-tar, perpaduan unik antara tekstur dimsum dan saus tartar yang segar,
Spaghetti Brulee, menu klasik dari awal usaha yang tetap dipertahankan karena banyak penggemarnya.
Baca Juga:IDI, Penjaga Denyut Nadi KemanusiaanCatatan BPK Ditindaklanjuti
“Yang paling laku itu dimsum mentai dan tar-tar. Orang-orang suka karena rasanya beda dari yang lain dan saosnya kami racik sendiri, bukan yang pasaran,” ujar Nabila penuh bangga.
Dalam sehari, usaha ini mampu menjual antara 50 hingga 100 porsi, dengan harga yang sangat ramah di kantong, yakni mulai dari Rp10.000 hingga Rp30.000 per porsi.