sumedangekspres – Eksperimen foto dengan bantuan kecerdasan buatan makin banyak dilakukan pengguna media sosial.
Salah satu fitur yang sering dipakai belakangan ini adalah Gemini AI, khususnya untuk kebutuhan edit foto.
Alih-alih sekadar menambahkan filter, pengguna bisa memberi instruksi teks (prompt) yang kemudian diterjemahkan AI menjadi hasil visual berbeda dari foto awal.
Baca Juga:Ma Acih Warga Sindulang Dapat Bantuan, Perhatian Terus MengalirDesa Sawahdadap Manfaatkan Lahan Carik untuk Tanaman Labu Penopang Ketahanan Pangan
Cara kerjanya cukup sederhana: pilih foto yang akan dipakai, masukkan ke sistem, lalu tambahkan deskripsi singkat tentang gaya atau nuansa yang diinginkan.
Dari situlah AI akan bekerja membentuk gambar sesuai arahannya.
Hasilnya bisa berupa potret bergaya sinematik, foto kasual ala fashion editorial, atau bahkan tampilan bergaya urban yang lebih berani.
Beberapa ide prompt yang sedang ramai dipakai antara lain sebagai berikut:
Streetwear dengan Sentuhan Sinematik
Ciptakan sebuah potret sinematik dengan pencahayaan tegas dan latar belakang oranye bercahaya. Tampilkan aku dari profil atau setengah sisi dengan mengenakan streetwear gelap, rantai perak, dan kacamata bulat.
Gunakan backlight hangat, fokus tajam, serta nuansa percaya diri yang misterius. Sorot kalung dan kacamata hitam untuk menambah kesan dramatis.
Potret Vertikal dengan Kontras Dramatis
Sebuah potret vertikal dengan dimensi 1080×1920, menampilkan pencahayaan sinematik dramatis dan kontras yang kuat.
Foto diambil dari sudut agak rendah dengan arah ke atas, menonjolkan garis rahang dan leher subjek untuk memberikan kesan wibawa yang tenang sekaligus keindahan yang terpahat.
Baca Juga:Syarat dan Dokumen Terbaru Pengajuan KUR BRI yang Wajib Kamu SiapkanJenis KUR BRI 2025 dan Persyaratannya, Wajib Tahu Sebelum Ajukan!
Latar belakang berwarna biru redup, menciptakan kontras mencolok dengan kulit subjek yang bercahaya serta pakaian gelap yang dikenakannya.
Pencahayaan difokuskan dengan tajam, memberikan sorotan emas hangat di satu sisi wajah, sementara sisi lainnya jatuh dalam bayangan pekat, menegaskan struktur tulang dengan detail presisi yang menyerupai arsitektur.
Ekspresi subjek sulit dibaca, dengan mata bernuansa dingin setengah tertutup dan bibir rileks, menyiratkan jarak emosional atau resistensi yang tenang.
Ia mengenakan mantel tebal berbahan wol atau felt, dengan tekstur kaya yang kontras mencolok dengan kulitnya yang halus dan bercahaya.
Retouching dilakukan seminimal mungkin untuk menjaga tekstur alami kulit dan sedikit ketidaksempurnaan, meningkatkan kesan realistis. Intensitas editorial hadir melalui cropping ketat, keseimbangan nada yang cermat, serta nuansa intim yang begitu dekat hingga terasa mendominasi.