Haru Family Day Lapas Sumedang, Warga Binaan Basuh dan Cium Kaki Ibu di Momen Hari Ibu

Haru Family Day Lapas Sumedang, Warga Binaan Basuh dan Cium Kaki Ibu di Momen Hari Ibu
Seorang warga binaan Kelas IIB Sumedang melakukan Prosesi membasuh dan mencium kaki ibu, baru-baru. Prosesi tersebut menjadi simbol penghormatan, pengakuan, serta ungkapan maaf yang selama ini terpendam. Suasana penuh kehangatan dan isak haru mewarnai area kunjungan, saat warga binaan memeluk ibunya dengan tangan gemetar, menumpahkan penyesalan dan kerinduan.(istimewa)
0 Komentar

KOTA – Layanan kunjungan bertema Family Day di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Sumedang hari ini menjadi saksi momen haru yang tak terlupakan, baru-baru ini.

Dalam rangka menyambut Hari Ibu, warga binaan diberi kesempatan untuk membasuh dan mencium kaki ibu mereka secara langsung—sebuah simbol pengakuan, penghormatan, sekaligus ungkapan maaf yang selama ini mungkin belum sempat terucap.

Suasana penuh kehangatan dan isak haru mewarnai kegiatan yang dikemas khusus di area kunjungan Lapas.

Baca Juga:Rute Penerbangan Bandung–Semarang Resmi Dibuka, Dorong Konektivitas dan Ekonomi Jawa BaratOperasi Lilin Lodaya 2025, Polres Sumedang Jaga Ketat Tempat Keramaian Nataru

Pemandangan warga binaan memegang kaki ibu mereka dengan tangan gemetar, bahkan menangis dalam pelukan, menjadi bukti bahwa cinta seorang ibu tetap hadir, bahkan di tengah keterbatasan.

Kalapas Kelas IIB Sumedang, Agung Hascahyo mengatakan, kegiatan ini sengaja disinergikan dengan layanan kunjungan Family Day agar warga binaan dapat merasakan suasana kekeluargaan yang lebih hangat dan bermakna.

“Hari Ibu tidak hanya menjadi momen seremonial, tetapi kesempatan untuk membangun kembali jembatan kasih antara anak dan ibunya,” ujarnya.

Melalui layanan Family Day ini, kata Agung, pihaknya memberikan ruang bagi warga binaan, untuk menghargai dan meminta maaf kepada ibu mereka secara langsung.

“Kegiatan ini adalah bagian dari pembinaan moral, yang kami yakini sangat berpengaruh dalam proses perubahan diri,” sebut Agung.

Prosesi membasuh dan mencium kaki ibu menjadi simbol kerendahan hati dan pengakuan atas jasa seorang ibu. Tidak sedikit warga binaan yang tampak terisak, menggenggam tangan ibunya erat—seakan ingin menyampaikan segala kerinduan dan penyesalan yang tertahan selama ini.

Salah satu warga binaan, R mengaku, momen tersebut menjadi kesempatan langka yang sangat berarti.

Baca Juga:Video Sederhana Berbuah Prestasi, KIM Darmaraja Raih Juara 2 KIM Award 2025Musda XI MUI Jawa Barat Resmi Ditutup, KH Aang Abdullah Zein Terpilih Ketua Periode 2025–2030

“Saya tidak pernah membayangkan bisa menyentuh kaki ibu lagi dalam suasana seperti ini. Beliau datang, memeluk saya tanpa syarat. Saya tahu saya banyak salah, tapi hari ini ibu memaafkan saya tanpa berkata apa pun. Saya hanya ingin menunjukkan bahwa saya menyesal dan berjanji untuk berubah,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.

Sementara itu, para ibu yang hadir pun tampak tak kuasa menahan air mata. Kehangatan pelukan, senyum yang mengandung harapan, serta usapan lembut seorang ibu pada kepala anaknya menunjukkan bahwa kasih ibu tak pernah tergerus waktu maupun keadaan.

0 Komentar