SUMEDANGEKSPRES.COM – Literasi merupakan sesuatu hal yang sangat esensial bagi kemajuan bangsa maupun individu.
Hal itu dikatakan Deputi Bidang Pengembangan SDM Perpusnas RI, Deni Kurniadi dalam acara talkshow Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) di Kabupaten Sumedang, belum lama ini.
“Kualitas literasi yang tinggi dapat mengantarkan sebuah negara berperadaban maju.
Namun jika sebaliknya, maka akan memicu terjadinya kemiskinan, pengangguran dan kesenjangan sosial,” ujarnya.
Baca Juga:Jalan ke Buper Kiarapayung Rusak. Pematangan Lahan Tol Cisumdawu DihentikanGubernur Jakarta Anies Baswedan Melakukan Kunjungan Balasan ke Sumedang
Jika hal itu diamkan, lanjut Deni, akan berdampak pada menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat, serta rendahnya pendapatan perkapita suatu negara.
“Untuk itu, kita bersama perlu upaya khusus dari pemerintah dan masyarakat dalam meningkatkan literasi masyarakat Indonesia,” ujarnya.
Dikatakan, ada tiga strategi yang diusung dalam rangka PILM.
Pertama, melakukan pengembangan konektivitas yaitu membangun akses dan infrastruktur perpustakaan sehingga masyarakat memiliki akses yang mudah dan murah terhadap berbagai sumber informasi dan pengatahuan.
Kedua, melakukan penguatan konten literasi berbasis kearifan lokal dan ilmu pengetahuan terapan atau life skills untuk meningkatkan keterampilan hidup.
“Kemudian yang ketiga, meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yaitu tenaga perpustakaan dan pegiat literasi sebagai pendamping program literasi di masyarakat,” ujarnya.
Hal senada dikatakan Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir
Visi Indonesia Maju yang
ditetapkan Presiden RI Jokowi sangatlah tepat.
“Kita tidak boleh meninggalkan generasi yang lemah. Bangsa yang maju hadir dari generasi yang kuat,” ucapnya.
Baca Juga:Sanksi Tegas Menanti ASN yang Keluyuran Pada Saat Jam KerjaPasien Covid Penuhi Ruang Perawatan. Penambahan Tempat Tidur di Ruang Isolasi
Dalam mendorong terwujudnya visi tersebut, harus ditopang oleh generasi yang kuat, memiliki kualitas SDM yang unggul serta berdaya saing sehingga bisa hadir di tengah-tengah kompetisi global.
“Salah satu cara untuk mewujudkan SDM yang unggul adalah bagaimana agar masyarakat kita gemar dan membudayakan membaca. Karena membaca adalah jendela pengetahuan yang akan membuka cakrawala berfikir dan wawasan kita,” kata Bupati Dony.
Dikatakan Bupati, berdasarkan hasil penelitian dari UNESCO dan PISA, indeks literasi di Indonesia sangat rendah, hanya 0,001 persen. Artinya, dari seribu orang Indonesia, hanya satu orang yang rajin membaca.
Ketika masyarakat cenderung gandrung bermedsos tanpa ditunjang dengan budaya literasi maka tidak memiliki informasi yang utuh sehingga kemungkinan besar akan mudah sekali terpapar akan berita hoaks.