SUMEDANGEKSPRES.COM – Supir Angkutan Umum di Kabupaten Sumedang merasa kebingungan di kala trayek jalur angkot yang biasa dilalui ditutup sementara karena pemberlakuan PPKM Darurat.
Seorang supir angkot 06 Adeng, mengaku kebingungan. Pasalnya, jalur yang biasa dia lalui ditutup karena pemberlakuan PPKM Darurat.
“Biasanya trayek 06 dari belokan Alfamart Kebon Kol lalu belok ke BNI Sumedang. Tapi kalau sekarang mah kan dari Kebon Kol ditutup, dari BNI juga di tutup, jalurnya harus memutar ke jalan Rumah Sakit,” kata Adeng, belum lama ini.
Baca Juga:Mekarjaya Perketat Protokol KesehatanPemda Pastikan Ketersediaan Oksigen di Fasyankes Aman
Adeng menjelaskan, tidak hanya supir 06 yang mersa kebingungan, supir 07 pun dirasa sangat bingung karena jalan Angrek ditutup.
“Kasihan supir angkot 07 jalan trayeknya sebagian ditutup. Tapi di sisi lain ada juga trayek angkot yang cukup diuntungkan. Contohnya trayek 02 karena cukup lurus dari arah Alamsari hingga RSUD,” ujarnya.
Adeng juga mengatakan, sebelum adanya Covid-19 di Kabupaten Sumedang dirinya bisa mendapatkan uang RP 100.000 hingga RP 90.000 perharinya.
“Pas adanya covid dan diberlakukan PPKM Darurat ini ya sedapatnya saja, mungkin Rp 50.000 per harinya. Kalau ada yang borong untuk bawa orang ke rumah sakit atau di sewa untuk membawa barang, baru kita bisa dapat lebih,” jelasnya.
Adeng menuturkan, selama pemberlakuan PPKM Darurat dirinya belum pernah menerima bantuan apapun dari pemerintah.
“Ah saya mah gak terlalu berharap kepada bantuan. Saya berharap supaya bisa normal kayak dulu lagi. Kalau masalah bantuan, di
kasih ya sukur, tidak juga ga papa apa-apa,” jelasnya. (rif)