SUMEDANGEKSPRE.COM – Tumpukan sampah menjadi masalah di Pasar Tradisional Parakanmuncang Kecamatan Cimanggung. Apalagi saat petugas pengangkut sampah dari Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kabupaten Sumedang libur.
Tumpukan sampah sampai menimbulkan bau tidak sedap. Bahkan, air dari tumpukan sampah mengalir ke jalan.
“Bau banget ini jalan mau masuk pasar. Tempat parkir motor juga jadi tempat numpuk sampah,” kata seoranf warga yang hendak berbelanja Sari, Minggu (8/8).
Baca Juga:Belum Terima Ijazah, 25 Persen Lulusan SMKN Situraja BekerjaDinsos Jamin Hidup Anak Yatim Akibat Terdampak Covid 19
Menurutnya, hal ini menjadi rutin setiap tanggal libur petugas pengangkut sampah, terutama saat hari Minggu. Tumpukan sampah baru diangkut setelah seluruh petugas kebersihan aktif. “Mungkin baru nanti (Senin) diangkut,” ucapnya.
Berdasarkan pantauan, sampah plastik, karton, sayur, buah dan tulang ikan bertumpuk di depan pasar Parakanmuncang. Tumpukan sampah dari berbagai jenis tersebut tampak terlihat berserakan di badan jalan utama, hingga menyumbat beberapa saluran.
Selain menjadi pemandangan yang kurang elok dipandang, sampah yang sudah membusuk itu menimbulkan bau yang tidak sedap. Timbunan sampah juga banyak berserakan sehingga dikhawatirkan mengganggu kesehatan warga.
Dikhawatirkan juga tumpukan sampah mengundang bermacam jenis penyakit dan menjadi biang penyebaran virus covid 19.
“Itu pak lihat saja sendiri, ada yang sudah membusuk, baunya menyengat apalagi sampah sisa makanan. Kalau tidak segera diangkut bisa-bisa terserang penyakit,” paparnya.
Sementara itu, Koordinator Pasar Parakanmancang Amung mebgaku pengangkutan sampah bisa mencapai dua truk per hari. Bahkan untuk sekali pengangkutan sampah ada biaya yang harus dikeluarkan.
“Pengangkutan sampah oleh DLH Sumedang sehari bisa sampai dua kali, termasuk hari libur. Di dalamnya juga ada sampah warga sekitar pasar,” kata Amung.
Baca Juga:Crusher di Tolengas Tak BerizinSempat Hilang Dua Tahun, Ibu Asal Cirebon Ditemukan di Sumedang
Amung merasa heran dengan sampah yang ada di pasar Parakanmancang selalu penuh, padahal setiap hari ada pengangkutan.
“Yang menjadi persoalan saya menemukan langsung ada warga yang membuang sampah ketempat pembuangan sampah pasar. Oadahal TPS ini hanya untuk sampah pasar saja, tidak untuk umum. Saat ditegur warga yang buang sampah itu mengaku warga sekitar pasar dan telah membayar uang iuran bulanan sebesar Rp 15.000 kepada Ketua RT untuk membuang sampah di pasar Parakanmuncang,” pungkasnya.(kos)