Air Waduk Surut Jadi Moment Nostalgia Warga eks Genangan Jadi Objek Latar Belakang Foto

Air Waduk Surut Jadi Moment Nostalgia Warga eks Genangan Jadi Objek Latar Belakang Foto
Seorang warga sekitar Bendungan Jatigede saat mengambil ikan di wilayah genangan, baru-baru ini. (Foto: DOK SUMEKS)
0 Komentar

Sebenarnya, kata dia, setiap tahun air waduk selalu surut. Setiap tahun pula dirinya selalu mengambil foto dengan objek surutnya air.

“Tahun-tahun yang lalu malah tembok-tembok bekas rumah warga masih berdiri kokoh. Kemudian jalan-jalan kampung yang masih ada aspalnya. Suasana itu menjadi foto yang enak dilihat,” ujarnya.

Seorang youtuber, Andri mengaku, momen surutnya air selalu dinanti. Visual surutnya air waduk memang sangat menarik diabadikan dalam bentuk video.

“Justru kalau surut banyak yang bisa diambil untuk video,” katanya.

Baca Juga:Siswa Antusias Sambut PTM TerbatasMTsN 3 Sumedang Mulai Gelar PTM

Andri menyebutkan spot-spot yang menarik saat air waduk surut. Diantaranya di Cibungur hingga Sukamenak Kecamatan Darmaraja. Di seputar tugu Wado dan suasana bekas Kampung Desa Cipaku.

“Kami bisa melihat bekas-bekas bangunan rumah, bekas pepohonan yang lapuk hingga bekas sumur warga,” ucapnya.

Dia menambahkan, meski setiap tahun suasana surut selalu diambil videonya, tapi tidak menjadi bosan. Sehingga, video surutnya air malah jadi konten yang menarik dan banyak ditonton.

Surutnya air di Waduk Jatigede juga memunculkan sejumlah makam keramat di wilayah genangan blok Astanagede Desa Pakualam Kecamatan Darmaraja. Masyarakat terkena dampak Waduk Jatigede terutama warga sekitar merasa senang dengan munculnya kembali sejumlah makam keramat tersebut.

Sebelumnya, sejumlah makam keramat yang dianggap sakral oleh warga eks Desa Cipaku Darmaraja tenggelam tergenang permukaan air waduk. Munculnya kembali makam-makam tersebut karena permukaan air waduk surut.
Juru kunci Situs Astana Gede, Ujang Suyatna menyebutkan, saat ini makam keramat yang muncul kembali diantaranya, Makam keramat Eyang Prabu Lembu Agung dan makam Embah Jalul, Ibu Ratu Siti Suciah, dan Embah Deumdeum.

“Kami sudah membersihkan makam-makam tersebut. Karena kami meyakini makam tersebut adalah leluhur kami,” ujar Ujang, Senin (30/8).

Ujang mengatakan, dirinya merasa takjub, karena kondisi makam-makam yang muncul kembali terebut dalam keadaan utuh. Sepengetahuannya, susunan bebatuan di makam tidak berubah sama sekali.

Baca Juga:Masyarakat Berharap Perbaikan Jalan Cicabe-Cisempur Segera TerealisasikanKementrian PUPR Siapkan 10 Unit Rumah dari 40 Usulan

“Susunan batunya tetap seperti semula, tetap bersih seperti tak pernah tenggelam,” katanya lagi.

Dengan munculnya kembali makam keramat, kata dia, banyak peziarah yang kembali datang ke Astana Gede. Ternyata, katanya, peziarah tak hanya warga eks Cipaku, melainkan warga dari luar daerah seperti dari Sumedang kota, hingga wilayah Jawa Timur seperti Surabaya.

0 Komentar