Hari Pertama PTM, Belajar Penanaman Karakter

Hari Pertama PTM, Belajar Penanaman Karakter
Siswa SMAN Cicalengka kelas 10 IPA saat mengikuti pembelajaran tatap muka. Dalam satu kelas 16 orang siswa. (ENGKOS KOSWARA/SUMEKS)
0 Komentar

SUMEDANGEKSPRES.COM, Cicalengka – Karakter merupakan ciri khas individu yang ditunjukkan melalui cara bersikap, berperilaku, dan bertindak untuk hidup dan bekerjasama. Baik dalam lingkungan sekolah, keluarga, maupun masyarakat.

Penanaman karakter ini diberlakukan di hari pertama masuk sekolah SMAN Cicalengka kepada siswanya saat Pembelajaran Tatap Muka (PTM) mulai berjalan, Senin (6/9).

“Dari data yang ada total jumlah siswa SMAN Cicalengka ada 1270 siswa, tetapi saat ini yang masuk kurang dari 25 persen atau 4 kelas saja dengan masing-masing kelas ada 16 orang siswa,” terang Kepala Sekolah SMAN Cicalengka Caswanda didampingi Wakasek Bidang Kehumasan Tedi Gunawan.

Baca Juga:PPKM Turun Level 3, Penyekatan Tetap BerjalanRatusan Santri Mendapat Giliran Vaksinasi

Dijelaskan Caswanda, mereka (siswa) yang tidak mengikuti PTM saat ini bisa mengikuti pendidikan virtual dan mendapatkan bimbingan belajar dari guru secara langsung.

“Walau secara virtual kualitas materi belajarnya sama dengan yang PTM. Bahkan, saat ini siswa mengikuti pelajaran penanaman karakter,” terangnya lagi.

Sementara itu, menurut pendapat Tedi, dalam pembelajaran karakter ini, siswa memiliki karakter baik akan menjadi orang dewasa yang mampu membuat keputusan dengan baik dan tepat. Serta siap mempertanggungawabkan setiap keputusan diambil.

“Sudah seharusnya sekolah sebagai institusi pendidikan turut menanamkan karakter baik pada tiap individu anak,” ucap Tedi.

Menanamkan karakter religius, menurut Tedi, adalah langkah awal menumbuhkan sifat, sikap, dan perilaku keberagamaan pada masa perkembangan berikutnya. “Masa kanak-kanak adalah masa terbaik menanamkan nilai-nilai religius,” tuturnya.

Upaya penanaman nilai religius ini harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan. Harus diingat, kesadaran beragama anak masih berada pada tahap meniru.

“Lingkungan sekolah mendukung proses penanaman nilai religius harus dirancang semenarik mungkin,” paparnya. (kos)

0 Komentar