Mobilitas Tinggi, Jalur Wado Bantarujeg Terlalu Sempit

Mobilitas Tinggi, Jalur Wado Bantarujeg Terlalu Sempit
Beberapa kendaraan melintas di jalur sempit antara Wado Kabupaten Sumedang dengan Bantarujeg Kabupaten Majalengka. (Foto: HERI PURNAMA/SUMEKS)
0 Komentar

SUMEKS, Jatinunggal – Akses jalan antara Wado-Jatinunggal-Bantarujeg memerlukan pelebaran.

Setelah adanya akses jalan lingkar timur yang membentang menghubungkan antar Kecamatan Jatigede dan Jatinunggal, mobilitas di jalur akses jalan Wado – Bantarujeg pun semakin ramai. Sayangnya, akses jalan yang menghubungkan Sumedang-Majalengka via Bantarujeg itu masih sangat sempit dan kurang terawat.

Pantauan Sumeks, di sepanjang akses jalan tersebut sudah banyak terdapat lubang. Selain itu, jalan pun bergelombang yang cukup membuat pengendara tidak nyaman. Hal itu, berpotensi menyebabkan kecelakaan dan bisa menimbulkan kurang lancarnya mobilisasi masyarakat.

Salah satu pengemudi asal Majalengka, Dani menyebutkan, kondisi akses jalan Bantarujeg-Wado memang terbilang sempit, apalagi saat ini telah dibuka jalan lingkar timur. Hal itu menambah jumlah kendaraan yang melintas di jalur Wado-Bantarujeg.

Baca Juga:Angkutan dan Personil Pengelola Sampah Jadi KendalaPTMT, Siswa Merasa Bersekolah Kembali

“Saya punya bisnis di daerah Wado. Setiap hari saya melintas di jalur ini, dari Kadipaten melewati jalan lingkar timur, tapi sayangnya di jalur Wado-Bantarujegnya kurang nyaman,” katanya kepada Sumeks, Rabu (22/9).

Dikatakan, jalur tersebut merupakan salah satu akses jalan ekonomi yang bisa menghubungkan antar Kabupaten Sumedang dan Majalengka.

“Jalur ini sangat ideal dijadikan jalan perlintasan ekonomi,” kata dia.

Dia pun mengharapkan pihak terkait harus segera memperluas dan memaksimalkan akses jalan Wado-Bantarujeg ntuk kepentingan masyarakat. Agar, roda perekonomian masyarakat terdukung oleh akses jalan yang maksimal.

“Sepertinya akses jalan ini sangat efektif dijadikan penunjang untuk mendongkrak perekonomian masyarakat,” katanya.

Warga lainnya, Usep menuturkan akses jalan tersebut memang harus diperbesar, namun harus melalui proses perencanaan yang matang. Jangan sampai menimbulkan konflik dalam masalah pembebasan lahannya. Sebab, kalau akses jalan tersebut diperlebar harus ada lahan warga yang dibebaskan.

“Kalau jalan ini sudah lebar dan berfungsi sekelas jalan perkotaan, mungkin warga Jatinunggal juga bisa membuka usaha di pinggir jalan tersebut,” terangnya. (eri)

0 Komentar