Fasos dan Fasum Tidak Jelas Penggantiannya
SUMEKS, Sumedang – Anggota DPRD Sumedang Deni Setiawan menilai, progres pembangunan tol Cisumdawu tahap dua jauh dari harapan. Proyek tol antara Cimalaka hingga Ujungjaya, pun mengakibatkan berbagai dampak lingkungan.
“Saya berharap setiap dampak yang terjadi dan dikeluhkan masyarakat, harus cepat direspons pemerintah. Jangan seperti sekarang, banyak keluhan tapi sangat lambat dalam merespons. Sehingga, akan terjadi gejolak. Misalnya yang terjadi di Sakurjaya Ujungnya dan Kecamatan Conggeang,” ujar Deni kepada Sumeks, Kamis (14/10).
Deni menjelaskan, penggantian fasilitas umum (fasum) dan fasilitas sosial (fasos) yang terkena pembangunan Tol Cisumdawu, banyak yang tidak jelas. Bahkan, keluhan-keluhan warga desa karena banyak aset desa yang hancur dibuat jalan seperti jalan desa, irigasi dan berbagai hal lainnya, belum terjawab oleh pihak pelaksana.
Baca Juga:Dua Minggu Tidak Ngocor, BAB Pakai Air GalonPembukaan Jalan Alamsari dan Binokasih Masih Tunggu Penurunan Level
“Saya sekali lagi menegaskan, permasalahan yang terjadi di masyarakat bisa cepat direspons dan dapat diselesaikan secepatnya,” tandasnya.
Sementara itu, kata dia, progres pembangunan Tol Cisumdawu tahap 1 secara fisik sudah mulai terlihat. Target pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian PUPR yang rencananya ingin membuka tol Cisumdawu di Bulan Desember 2021 di Cimalaka, sepertinya akan terlaksana.
“Insya Allah, Tol Cisumdawu di Cimalaka akan mulai buka. Kami berharap, pembangunan Tol Cisumdawu bisa segera terselesaikan,” pungkasnya. (atp)