Sentuhan Teknologi pada Bahan Ajar Matematika Berbasis Budaya

Sentuhan Teknologi pada Bahan Ajar Matematika Berbasis Budaya
0 Komentar

Oleh Tim PkM:
Dr. Maulana, S.Pd., M.Pd.
Dr. Enjang Yusup Ali, M.Kom.
Dadan Nugraha, M.Pd.

MUNCULNYA pandemi Corona Virus Disease di akhir tahun (Covid-19) di berbagai penjuru negara, setidaknya memaksa sistem pendidikan untuk mencari suatu inovasi dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar.

Terlebih adanya Surat Edaran Meteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nomor 4 Tahun 2020 yang menganjurkan seluruh kegiatan di institusi pendidikan harus menerapkan protokol kesehatan yang ketat, seperti menjaga jarak, atau dilakukannya transfer pengetahuan melalui kegiatan yang memanfaatkan teknologi di rumah masing-masing.

Baca Juga:Menko Airlangga Apresiasi PIDI 4.0 untuk Percepatan transformasi industri 4.0 di IndonesiaSebuah Mushola Selamat Dari Banjir Bandang Sukawening Garut, Ajaib

Kini banyak praktisi pendidikan yang mencoba menerapkan berbagai metode dan pendekatan pembelajaran sebagai upaya adaptasi mereka dalam menyampaikan materi ajar di tengah pandemi yang belum juga berakhir.

Tentunya banyak pilihan untuk itu, mulai dari menerapkan project-based learning, blended-learning, home visit, dan sebagainya.

Sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di masa pandemi tersebut, dan menunjang ragam metode dan pendekatan pembelajaran yang disebutkan di atas, salah satunya adalah dengan mengembangkan bahan ajar atau media pembelajaran dengan mengoptimalkan teknologi saat ini.

Media demikian seringkali disebut sebagai media pembelajaran digital.

Dengan memanfaatkan media berbasis teknologi digital, guru dapat memberikan ruang lebih luas bagi siswa untuk menyelenggarakan proses pembelajaran di luar kelas (Bullock, 2015; Akyuz & Yavuz, 2015; All, Nunez, & Looy, 2015).

Sistem pembelajaran modern berbasis teknologi informasi memberikan kualitas luasnya jangkauan yang sangat cocok untuk masyarakat kekinian yang dapat diakses di berbagai tempat dan waktu.

Sistem ini dapat diakses oleh berbagai level masyarakat dari menengah sampai sedang. Bahkan, di era disrupsi 4.0 ini, keberadaan media pembelajaran digital tersebut dapat memudahkan orang untuk terhubung secara online.

Di samping bertujuan untuk menghantarkan pengetahuan dari guru ke siswa, media pembelajaran digital pun disinyalir akan menjadi trigger bagi munculnya minat siswa dalam belajar (Cheung, 2009; Gabriel, Campbell, Wiebe, MacDonald, & McAuley, 2012; Hidayati & Wuryandari, 2012; Kronenberg, 2015; Gan, Menkhoff, & Smith, 2015).

0 Komentar