MUI Sumedang Prihatin Banyak Kasus Pelecehan Seksual

MUI Sumedang Prihatin Banyak Kasus Pelecehan Seksual
Ketua III MUI Kabupaten Sumedang, Zaenal Alimien (Istimewa)
0 Komentar

SUMEDANGEKSPRES.COM, Kota – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sumedang, mengaku prihatin dengan sejumlah kasus pelecehan seksual yang terjadi di sejumlah wilayah khususnya Kabupaten Sumedang.

Terlebih, saat ini kasus tersebut kerap terjadi di lingkungan Pendidikan agama islam, diantaranya pondok pesantren.

“Terlebih bila terjadi pada anak maupun remaja, karena perilaku bejad tersebut dapat menjadikan masa depan anak tersebut menjadi gelap,” ujar Ketua III MUI Kabupaten Sumedang, Zaenal Alimien kepada Sumeks, Selasa (14/12).

Baca Juga:Kejaksaan Negri Sumedang Musnahkan Ribuan Butir Obat TerlarangRidwan Solichin Ajak Para Kades Pahami Nilai-Nilai Pancasila

Zaenal menerangkan, terlepas sedikit atau banyaknya kasus tersebut, perbuatan pelecehan adalah perbuatan amoral, asusila yang bertentangan dengan akhlak mulia dan ajaran agama.

“Dalam islam, perilaku yang demikian disebut zina. Baik terpaksa maupun suka sama suka. Jangankan berbuat zina, mendekati perbuatan zina pun dilarang oleh agama,” ungkapnya.

Dalam Islam, Zaenal menjelaskan ada lima hal yang harus di pelihara sebagaimana di maksud dalam maqooshidusy syari’ah, yaitu: hifzhud diyn (memelihara agama), hifzhun nafsi (memelihara jiwa), hifzhul ‘aqli (memelihara akal), hifzhun nasl (memelihara keturunan), dan hifzhul maal (memelihara harta).

“Diantara yang lima hal tersebut, terdapat kewajiban kita untuk memelihara keturunan yang disebut hifzhun nasl atau hifzhun nasab. Untuk itu Islam telah mengatur adanya hukum perkawinan dan diharamkannya zina,” terangnya.

Bila hifzhun nasl atau hifzhun nasab ini, lanjut Zaenal, tidak bisa ditegakkan, maka bisa terjadi terhadap empat hal lainya akan diabaikan dan hancurlah kehidupan manusia.

Selain itu, Zaenal juga menerangkan dengan adanya perbuatan zina termasuk pelecehan seksual, hal dapat terjadi karena faktor lainnya.

“Seperti lemahnya pengawasan dari orang tua, lemahnya pemahaman dan penghayatan ajaran agama, juga besarnya pengaruh buruk lingkungan yang tidak terkendali, termasuk bisa akibat dari bebasnya bermain gadget,” jelasnya.

Baca Juga:Pemkab Bandung Buka Trayek Baru Lintasi RS OtistaIwan: Siapkah Pariwisata Sumedang Raup Untung?

Oleh karena itu sebagai solusi, Zaenal bersama pihak MUI Sumedang mengajak kepada semua pihak, terutama kaum muslimin untuk terus belajar dan mendalami ajaran Islam.

“Agar kita paham dan dengan hidayah Allah kita mampu melaksanakannya dengan sebaik-baiknya,” ungkapnya. (asg)

0 Komentar