Iwan: Siapkah Pariwisata Sumedang Raup Untung?

Iwan: Siapkah Pariwisata Sumedang Raup Untung?
Anggota Komisi 3 DPRD Sumedang Iwan Nugraha (Dok Sumeks)
0 Komentar

SUMEDANGEKSPRES.COM, Kota – Sekretaris Komisi 3 DPRD Sumedang Iwan Nugraha mengatakan pandemi covid-19 sudah hampir dua tahun. Dengan pembatasan aktivitas dan gerak masyarakat dari mulai yang berjudul PSBB hingga yang namanya PPKM, kesemuanya sangat memperberat aktivitas perekonomian masyarakat.

Kata Iwan, terlebih lagi sektor pariwisata. Sebuah bisnis yang untuk menjalankannya tidak bisa dengan modal ecek-ecek. Investasi awalnya besar. Untuk maintenance sarana, standar upah pekerja yang terus merangsek naik, promosi dan lainnya butuh angka yang luar biasa besar juga.

Menurutnya, dua tahun ini bisnis pariwisata bisa dikatakan tiarap. Pendapatan anjlok. Tidak sedikit yang sudah mengibarkan bendera putih.
“Dengan alasan itu, saya sangat memahami jika pemerintah berniat membatalkan PPKM level 3 pada saat libur nataru. Karena itu momentum menggeliatkan pariwisata yang sudah terkapar. Meskipun di sisi lain, sebagai praktisi kesehatan tentu memiliki kegundahan. Terutama, dengan hadirnya varian baru omicron,” ujar Iwan kepada Sumeks, Selasa (14/12).

Baca Juga:Pemulihan Ekonomi Pasca Corona, Ini Menurut Kang Luthfi Ketua Fraksi PDI PerjuanganWarga Desa Sukadana Senang Dapat BLT

Dia menuturkan, bagaimana saat ini kepariwisataan Sumedang sendiri yang sudah dideklarasikan sebagai Kabupaten Pariwisata pada tahun 2019. Perda Rencana induk pembangunan kepariwisataan daerah juga sudah ada satu tahun berselang. Sudah siapkah Sumedang meraup untung dari pembatalan PPKM jelang libur nataru? Sementara, daerah-daerah lain dua-tiga bulan terakhir ini, pendapatan dari sektor pariwisatanya sudah hampir kembali pada peak perpormance.

“Hasil bincang-bincang saya dengan para pegiat kepariwisataan Sumedang, ternyata sangat miris. Hingga saat ini masih di titik nadhir. Occupansi rate masih dibawah 30%. Tentu sangat berat. Untuk bisa tutup poin saja minimal 35%. Itu kata mereka,” terangnya.

Ditegaskan, dirinya berpendapat Sumedang terlalu ‘Ngarawu ku siku’ tidak ‘nete taraje nincak hambalan’.

“Pemkab Sumedang terburu-buru, terlalu berobsesi membangun destinasi-destinasi baru. Ingin melihat hasil monumental. Terlalu ambisius mengejar KEK Jatigede, membangun Tugu Kujang sepasang, Kampung Buricak Burinong. Sehingga, terkesan terlalu Jatigede sentris,” jelasnya.

Dia mengakui, kawasan jatigede tentu harus menjadi perhatian besar. Karena memang terlalu banyak pengorbanan rakyat Sumedang demi proyek nasional ini. Tapi jangan lupakan kawasan wisata lain yang sudah ada. Kawasan Citengah, kawasan Toga.

0 Komentar