Korban DBD di Sumedang Melesat, 13 Orang Meninggal

Korban DBD di Sumedang Melesat, 13 Orang Meninggal
ilustrasi/nett
0 Komentar

sumedang.jabarekspres.com – Dalam empat bulan, mulai Oktober 2021 hingga Januari 2022, tercatat ada 13 orang korban meninggal dunia akibat terjangkit wabah Demam Berdarah (DBD). Data tersebut dilansir dari data milik Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sumedang.

Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) di Sumedang melaporkan ada dua orang yang meninggal dunia akibat DBD pada Oktober, dua orang pada November, tujuh orang pada Desember dan dua orang pada Januari 2022. Seperti disampaikan Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang, Aep Dadang saat dihubungi melalui telpon, Kamis (3/2).

“Yang terkena penyakit DBD berdasarkan laporan bulan ini (Januari) lumayan banyak, hanya belum direkap karena belum masuk semua,” ungkap Aep.

Baca Juga:Lama Diidamkan, Kantor Desa Cisurat Mulai DirealisasikanKades di Wado Wajib Aktifkan Hape 24 Jam

Tercatat dari Oktober hingga Desember 2021 korban kasus DBD mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Bahkan, melonjak hingga mencapai tiga kali lipat.

Pada bulan Oktober tercatat ada 141 kasus DBD dan pada November mengalami peningkatan menjadi  236 kasus. Kenaikan semakin melesat pada Desember, yakni sebanyak 533 kasus DBD.

“Data itu berdasarkan laporan dari PKM. Untuk Desember 2021 laporan dari semua wilayah PKM, kecuali PKM Sukasari nol (tidak ada kasus),” tambah Aep.

Selain itu, Aep juga menjelaskan, berdasarkan laporan dari PKM, beberapa wilayah nihil kasus DBD di bulan November dan bulan Oktober.

“November seperti Sukasari, Haurgombong, Pamulihan, Rancakalong, Sumedang Selatan, Kotakaler, Tanjungkerta, Padasuka dan Sawahdadap nihil kasus DBD. Pada Oktober seperti Tanjungsari, Margajaya, Sukasari, Sumedang Selatan, Cibugel, Jatinunggal, Jatigede, Tomo, Tanjungkerta, Hariang, Surian, Cisempur, tidak ada kasus,” terang Aep.

Gejala paling banyak diirasakan adalah demam tinggi dan pegal-pegal. Selain itu Dinkes Sumedang mengklaim telah berupaya seperti penyelidikan epidemologi (PE) DBD, penyuluhan, Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), Fogging dan membagikan larvasida.

“Gejala paling banyak, demam tinggi, pegal-pegal. Kami juga telah berupaya membuat surat edaran kewaspadaan DBD dengan meningkatkan PSN, membuat surar edaran kepada SKPD untuk meningkatkan koordinasi dan advokasi penanganan DBD. Serta, pertemuan koordinasi dan advokasi Camat dan Kades dalam menangani DBD,” jelas Aep.

Baca Juga:Setelah Dibuka Mata Batin, Indra Bekti Kapok Syuting Acara HororSeni Instalasi Balkon Puluhan Spirit Doll Ini Bikin Bulu Kuduk Berdiri

Masih, kata Aep, dirinya mengimbau kepada masyarakat untuk menggalakan PSN melalui 3 M, yakni menguras, menutup dan mengubur segala benda atau tempat yang disinyalir dapat menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk Aedes aegypti.

0 Komentar