sumedang, CIMANGGUNG – Kekeringan yang kerap menghantui warga Desa Cikahuripan bukan baru kali ini terjadi. Namun sudah sejak lama menjadi kekhawatiran, terutama setiap musim kemarau.
Hingga kini, warga Desa Cikahuripan Kecamatan Cimanggung masih kesulitan menikmati Sarana Air Bersih (SAB).
Sulitnya air bersih dikeluhkan oleh salah seorang warga RW 07 Desa Cikahuripan, Patdiman, 55.
Baca Juga:Rangga Amiruloh, Jadi Ketua PDK Kosgoro 1957 Kabupaten Sumedang, Targetkan 4 Kursi di DPRDDidanai Yayasan Qiblat Cianjur, Masjid Al Barokah di Talun Mulai Dibangun
Dia berujar, jika kemarau tiba, tak jarang warga mengambil air ke aliran sungai di daerah atas dengan jarak sekiranya 1 kilometer.
“Susah banget, di sini kering kalau buat air. Kalau kekeringan kita ambil di mata air, lumayan jauh juga satu kilometer,” ucap, Pardiman. Selasa (8/2).
Sementara itu, Kepala Desa Cikahuripan Vera Vaisal mengaku, kebutuhan dasar warganya itu untuk saat ini adalah tercukupinya SAB di setiap RW.
“Memang di Desa Cikahuripan untuk kebutuhan sarana air bersih itu jadi harapan warga, karena di sini termasuk daerah yang kering air,” kata Vera di ruang kerjanya.
Dia berujar, pengeboran untuk memenuhi kebutuhan dasar warga dalam menikmati air bersih masih tengah diupayakan.
“Dulu pernah kita pengeboran tapi hasilnya gak ada air, jadi kita masih coba lakukan pengeboran di titik yang berpotensi ada airnya,” tutur Vera.
Sementara itu, dari sebanyak 13 RW yang ada di Desa Cikahuripan, untuk RW 07, 09 dan RW10 merupakan daerah yang paling kesulitan mendapatkan air bersih.
Baca Juga:Program Prioritas 2022 Optimalisasi Pelayanan Prima Pengadilan Agama SumedangKini, Smartphone Menjadi Senjata Pamungkas Para Jurnalis
“Semua warga di setiap RW jadi prioritas dalam ketersediaan air bersih. Walaupun ada beberapa yang sudah ada sumur bor, tapi yang paling kering warga di RW 10, RW 09 sama RW 07,” imbuh Vera.
Vera menuturkan, langkah pihak Desa Cikahuripan dalam mengatasi kekeringan yaitu dengan mengajak pihak luar bekerjasama untuk membuat sumur bor.
“Jadi dana di luar anggaran desa, kita upayakan bekerjasama dengan perusahaan lewat program CSR atau pihak lain yang mau kerjasama mengatasi sulitnya air bersih,” ucap Vera.
“Idealnya di satu RW itu ada dua titik sumur bor. Sementara antisipasinya kalau ada warga yang kekurangan air, saya pakai mobil tangki punya saya untuk bawa air ke tempat penyedia air atau pemandian mobil, gratis,” tutup Vera. (kos)