SUMEDANG EKSPRES, JAKARTA – Evaluasi mingguan perkembangan pengendalian pandemi Covid-19, termasuk evaluasi level asesmen dan pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), secara konsisten terus dilakukan oleh Pemerintah, terutama dengan mulai adanya pergeseran kenaikan kasus harian dan kasus aktif dari Jawa-Bali ke Luar Jawa-Bali, sesuai dengan prediksi dan antisipasi yang sudah disiapkan Pemerintah.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, kasus di luar Jawa-Bali memang proporsinya masih lebih rendah, namun terjadi peningkatan sehingga proporsi kasus aktif menjadi sebesar 24,1% dari kasus aktif nasional (128.536 dari 533.898 kasus aktif nasional).
“Pada sepekan terakhir ini, angka Reproduksi Efektif (Rt) nasional naik lebih tinggi menjadi 1,18 dan juga terjadi kenaikan di seluruh Pulau, kecuali Kepulauan Maluku. Pemerintah akan terus memantau dan menyiapkan langkah-langkah mitigasi agar hal ini dapat diantisipasi lebih lanjut,” tuturnya dalam Keterangan Pers usai Ratas Evaluasi PPKM, secara virtual, Senin 21 Februari 2022.
Baca Juga:Infrastruktur Digital Perkuat Sektor Pariwisata, Menko Airlangga: Pemerintah Kucurkan Rp 13 Triliun dari Dana PENPancasila Harus Mendasari Sistem Ekonomi, Ridwan Kamil: Pengusaha Boleh Kaya, yang Miskin Harus Kebawa-bawa
Terdapat tiga Provinsi di luar Jawa-Bali dengan Kasus Aktif tertinggi di atas 10 ribu, namun rasio keterisian tempat tidur RS (Bed Occupancy Ratio/BOR) masih terkendali, dan konversi TT Covid-19 di RS juga masih relatif rendah. Ketiga Provinsi tersebut adalah Sumatera Utara (BOR 31%, Konversi 19%), Sulawesi Selatan (BOR 30%, Konversi 16%), dan Kalimantan Timur (BOR 29%, Konversi 23%).
Update BOR dan Isoter di Luar Jawa-Bali
Meskipun kasus harian dan kasus aktif terus meningkat, namun tingkat BOR di Luar Jawa-Bali masih terkendali, yaitu sebesar 26%, sedangkan BOR Nasional sebesar 38%. Untuk BOR seluruh Provinsi di Luar Jawa-Bali adalah < 30%, kecuali di Sumatera Selatan (46%), Sulawesi Utara (35%), Sulawesi Tengah (35%), Bengkulu (34%), Lampung (33%), Kalimantan Selatan (31%), dan Sumatera Utara (31%). Di tingkat Kabupaten/Kota di luar Jawa Bali, tren perawatan pasien di RS mulai meningkat. BOR yang perlu mendapat perhatian yaitu di Kota Jayapura dengan BOR RS sebesar 55,24% dan BOR ICU Jayapura sebesar 59,46%, serta di Kota Palembang dengan BOR RS sebesar 55,72%.
Sementara itu, untuk mitigasi risiko peningkatan kasus di luar Jawa Bali, perlu dilakukan aktivasi fasilitas Isolasi Terpusat (Isoter), yang pada saat lonjakan varian Delta yang lalu kapasitasnya mencapai 48.799 TT. Saat ini kapasitas Isoter di luar Jawa-Bali sebesar 29.723 TT, dan yang terisi sebanyak 1.751 TT atau BOR-nya masih di level 5,89%.