HET Minyak Goreng Dicabut Jadi Masalah Baru, Warga Khawatirkan Masih Langka Ketika Ramadan

HET Minyak Goreng Dicabut Jadi Masalah Baru, Warga Khawatirkan Masih Langka Ketika Ramadan
Sejumlah ibu-ibu di Kecamatan Cimalaka harus antri di depan sebuah mini market untuk mendapatkan minyak goreng beberapa waktu lalu. (dok sumeks)
0 Komentar

sumedang, KOTA – Pemerintah telah mencabut Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng di pasaran. Mulai Rabu (16/3) harga minyak goreng di pasaran berada di kisaran Rp 23.000 hingga Rp 25.000/liter.

Harga terbaru minyak goreng, nyatanya tidak mampu membuat masyarakat merasa senang.

Kebijakan pemerintah mencabut HET minyak goreng di pasaran malah menjadi keluhan masyarakat. Karena, minyak goreng menjadi bahan pokok yang seringkali digunakan.

Baca Juga:Sopir Mengantuk, Truk Masuk Jurang Sedalam 15 MeterBayi Menangis, Ditemukan Warga di Masjid  

Mulai dari pedagang gorengan, rumah makan, ibu rumah tangga mengakui harga minyak goreng terbaru di pasaran menjadi masalah yang cukup memberatkan bagi mereka.

“Ya intinya, pasti modal bertambah dan laba berkurang. Kadang untuk mendapatkan minyak goreng juga susah, suka kehabisan,” ujar seorang penjual gorengan Tatang kepada Sumeks, Kamis (17/3).

Dikatakan, harga minyak goreng di pasaran setelah HET dicabut menjadi masalah baru bagi masyarakat yang harus diatasi. Mengingat, bulan Ramadan yang semakin dekat, bukan hal asing jika bahan pokok bisa saja mengalami kenaikan harga lagi.

“Dengan harga minyak yang sekarang, tentu saja keberatan. Karena terpaksa, saya memakai minyak yang sama bekas gorengan,” katanya.

Sejumlah warga pun kini mempertanyakan kenapa harga ketika HET dicabut, tiba tiba stok minyak goreng melimpah di mini market ataupun toko modern lainnya. Inikan bukan ada kelangkaan

“Anehnya, dulu minyak langka di pasaran tapi pemerintah dan partai berlomba-lomba operasi pasar,” tuturnya.

Tak hanya sampai disitu, menjelang Bulan Suci Ramadan tiba, warga juga mengkhawatirkan minyak goreng masih langka.

Baca Juga:Miris, Wisata Tunggang Kuda SepiHarga Bahan Pokok Naik, Diskoperidag Sulit Ditemui

Sudah jadi salah satu budaya pada moment Ramadan, sebagian besar umat muslim selalu meningkatkan olahan makanan pada saat sahur dan berbuka puasa.

Seorang ibu rumah tangga di wilayah Kecamatan Darmaraja, Mirna (40) menyebutkan, biasanya pada momen Ramadan jumlah varian makanan yang dihidangkan lebih banyak dari biasanya. Tentu, minyak goreng jadi salah satu kebutuhan pokok yang menunjang untuk memasak.

“Tinggal beberapa pekan lagi, Ramadan tiba, sementara minyak goreng masih langka. Dikhawatirkan kelangkaan ini akan berlangsung sampai Ramadan,” katanya kepada Sumeks, Kamis (17/3).

0 Komentar