sumedang, KOTA – Padi merupakan tanaman yang dibudidayakan petani sekaligus sebagai ladang mencari nafkah. Tetapi di cuaca yang tidak menentu kadang menjadi keluhan petani.
Hal ini dikatakan seorang petani Imi Suhaemi kepada Sumeks di kediamannya, Senin (4/4).
Menurutnya, cuaca yang tidak menentu mempengaruhi kualitas padi. Pasalnya jika hujan, padi yang dihasilkan menjadi basah dan proses jadi berasnya akan terganggu.
Baca Juga:Mahfud MD: Situasi Indonesia Saat Ini AmanSatpol PP Sumedang Akan Tertibkan PKL Musiman Saat Puasa
“Kalau cuacanya kadang ujan kadang panas mah sok memperlambat proses pengeringan,” ujar.
Dikatakan, cuaca yang tidak menentu menjadi keluhan karena dalam segi pekerjaannya pun harus bertambah lebih lama.
“Jadi pekerjaannya yang tadinya sekali menjadi 2 kali, belum nambah waktu,” katanya.
Menurutnya, jika tiap hari cuaca hujan maka hasil padi akan kurang baik. Sebab, jika hujan di pagi hari, padi yang harusnya baik dan kering menjadi basah.
“Kalau hujan dari pagi mah, nanti padinya jadi basah terus harus nunggu dikeringkan lagi, kan lama. Jadi dua kali kerja,” katanya.
Imi pun mengeluhkan tentang penghasilan. Pasalnya, proses pengeringan padi (gabah) yang basah tersebut memakan waktu kurang lebih sehari sehingga penghasilan yang didapatkan menjadi terlambat.
“Penghasilannya jadi terlambat, dan ngeringin gabah juga kan kalau panas mah sehari atau beberapa jam bisa. Tapi kalau ga nentu cuacanya kadang lama,” katanya.
Baca Juga:Kebudayaan Sunda Kaya Teknologi TradisionalWisata Pasir Angin Hills Perlu Dukungan Pemerintah
Imi berharap segera mempunyai alat pengering gabah sehingga, proses pengeringan gabah tidak membutuhkan waktu yang lama.
“Saya harap segera mempunyai alat pengering gabah otomatis biar ga butuh waktu lama nunggu keringnya,” pungkasnya. (wly/job)