sumedangeskpres – Tiga murid laki-laki diduga jadi korban pelecehan seksual oleh seorang guru mengaji di salah satu Taman Pendidikan Al Qur’an (TPQ) wilayah Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
Dengan dalih untuk mengecek akal balig atau masa cukup umur bagi anak-anak, pelaku berinisial RD (40) guru mengaji itu mencabuli murid-muridnya.
Aksi bejat pelaku guru mengaji ini akhirnya diketahui setelah salah satu korban menceritakan kejadian yang dialaminya kepada orang tuanya.
Baca Juga:Polres Jakarta Selatan Tangkap DJ Wanita Berinisial J Yang Diduga Penyalahgunaan NarkobaPKS: Bikin Susah Rakyat, Pemerintah Jangan Coba-coba Wajibkan Beli Minyak Goreng Pakai Peduli Lindungi
Kasus itu pun sudah dilaporkan ke Polisi akhir Mei lalu. Sejauh ini, hasil investigasi yang dilakukan menemukan informasi korban diduga lebih dari tiga.
Kelainan seksual
R. Dewi Novita Kurniawati, psikolog dari Women’s Crisis Center (WCC) Mojokerto menuturkan, pihaknya telah menemui para korban dan menggali berbagai informasi terkait peristiwa yang dialami.
Menurut dia, berdasarkan cerita dan pengakuan tiga murid TPQ yang menjadi korban pencabulan, pelaku diduga mengidap kelainan orientasi seksual.
Penilaian itu mengacu pada sisi kehidupan pelaku. Dalam kesehariannya, guru ngaji sebuah TPQ tersebut diketahui memiliki istri dan 2 anak.
Namun di sisi lain, pelaku mencabuli tiga murid laki-laki. Korban adalah 2 anak berusia 12 tahun, serta 1 anak berusia 15 tahun.
“Pelaku mengidap kelainan seksual, pedofil-biseksual. Karena korbannya ini sesama jenis dan masih anak-anak,” kata Dewi saat dihubungi Kompas.com, Senin (27/6/2022).
Modus pelaku
Dia menuturkan, dari pengakuan para korban, masing-masing korban dipanggil oleh pelaku ke Kantor TPQ saat pembelajaran memasuki waktu istirahat.
Baca Juga:Rumah Imperium Gathering: Ajarkan Tekhnik Kauny untuk Menghafal Al-Qur’anMarshanda Hilang Di Amerika Serikat, Sahabatnya Meminta Tolong Deddy Corbuzier Dan Denny Sumargo
Di dalam Kantor TPQ, hanya ada 2 orang, yakni pelaku dan korban. Selama berdua, RD meminta muridnya memegang handphone yang sedang memutar video porno.
Saat korban memegang handphone, pelaku memberikan penjelasan adegan dalam video, sembari melakukan stimulasi ke alat kelamin korban.
“Jadi anak-anak itu dipertontonkan video porno, sedangkan pelaku melakukan stimulasi,” ujar Dewi.
Ada yang dicabuli hingga 25 kali
Dia mengungkapkan, ketiga korban dicabuli dengan cara yang sama dan tidak hanya dilakukan sekali.
Ada korban yang dicabuli belasan kali. Bahkan, salah satu korban dicabuli hingga 25 kali.
Dewi menuturkan, meski mengalami pelecehan seksual hingga belasan kali, korban tidak berani melapor kepada siapa pun karena takut dengan ancaman pelaku.