sumedang, JATINUNGGAL– Masih seringnya turun hujan menyebabkan petani tembakau dilema menanami lahannya dengan tembakau.
Wilayah pelosok menjadikan tembakau salah satu hasil bumi yang bisa memberikan penghasilan untuk menyambung hidup.
Wilayah pertanian di Desa Sukamanah Kecamatan Jatinunggal pada musim kemarau biasanya mengolah lahannya untuk ditanami tembakau. Pasalnya, hampir rata-rata pesawahan di wilayah tersebut merupakan sawah tadah hujan, alternatif agar lahan tetap produktif dengan berkebun.
Baca Juga:Fungsionaris Partai Golkar Sumedang Ditanya Soal Potensi PemilihTekad Kuat, Dorong Milenial Jadi Petani Sukses
“Sudah jadi agenda rutinan, sebagian besar petani mengolah lahannya sebagai kebun tembakau pada musim kemarau,” kata salah satu petani di Desa Sukamanah, Permana kepada Sumeks, Selasa (19/7).
Namun untuk tahun ini, petani tembakau ketar-ketir dalam proses penanaman tembakaunya. Hal itu disebabkan karena sampai saat ini intensitas curah hujan masih tinggi.
“Intensitas curah hujan saat ini masih ada, apalagi beberapa hari kebelakang sempat turun hujan dengan durasi yang cukup lama,” katanya.
Dikatakan, curah hujan yang terlalu tinggi, kurang begitu bagus untuk perkembangan tanaman tembakau. Sebab, dalam pemeliharaannya, ada ukuran khusus untuk penyiraman tanaman tersebut.
“Terlalu banyak air, dampaknya kurang bagus untuk pertumbuhan dan kualitas tembakau,” jelasnya.
Meski demikian, para petani sudah mulai menanam tembakau. Salah satunya di blok Ciurug, sudah ada beberapa petani yang eksis menanam tembakau.
“Tembakau sudah banyak ditanam di wilayah pesawahan blok Ciurug, dengan harapan curah hujan tidak terlalu tinggi,” harapnya.
Baca Juga:Mapala Balwana Paksi Menangkan Kejuaraan PPK OrmawaKoordinator KPJ Dibawah Kendali Sekda
Selain itu, terlalu banyak hujan, bisa berdampak kepada kualitas rasa dan aroma pada tembakau itu sendiri.
“Meski banyak hujan, tanaman tembakau pasti akan tetap tumbuh, hanya saja kualitas tembakaunya yang tidak akan maksimal,” katanya. (eri)