Tekad Kuat, Dorong Milenial Jadi Petani Sukses

Tekad Kuat, Dorong Milenial Jadi Petani Sukses
Seorang petani di Desa Ganjaresik Tatang saat menjemur kopi yang dipanennya. Potensi yang melimpah di Desa Ganjaresik diharapkan dapat dikembangkan oleh petani dari kaum milenial (HERI PURNAMA/SUMEKS)
0 Komentar

sumedang, WADO – Keuletan dan tekad para petani jadi penentu lahirnya petani sukses.

Desa Ganjaresik Kecamatan Wado merupakan wilayah yang terletak pada dataran tinggi. Disana tidak banyak jenis pertanian pangan, namun sangat melimpah jenis pertanian holtikultura seperti palawija, sayuran, kopi dan cengkeh.

Salah satu tokoh masyarakat yang juga seorang petani, Tatang menyebutkan, pihaknya optimis dengan potensi yang ada petani di Ganjaresik bisa berpenghasilan layak. Bahkan, bisa lebih unggul.

Baca Juga:Mapala Balwana Paksi Menangkan Kejuaraan PPK OrmawaKoordinator KPJ Dibawah Kendali Sekda

“Saya sendiri hidup mengandalkan pertanian. Meski tidak jadi orang kaya, tapi bisa mencukupi kebutuhan hidup. Saya berharap petani generasi milenial bisa lebih mengembangkan lagi potensi yang ada. Karena saya yakin dengan kreatifitas sektor pertanian bisa menjanjikan kesejahtraan,” katanya beberapa waktu lalu.

Sementara itu, masyarakat yang memiliki profesi tersebut saat ini harus lebih bersungguh-sungguh dalam pengelolaan lahan pertaniannya. Sebab, dari pengelolaan tersebut bisa membuahkan hasil yang maksimal. Asalkan petaninya kreatif dan rajin. Sehingga bisa menularkan hal itu kepada kaum milenial.

“Langkah awal untuk menjadi petani sukses adalah keseriusan, dan mulai mendidik generasi-generasi penerus dari sejak dini,” ucapnya

Tatang menilai, perlu adanya kelompok khusus kaum milenial yang menekuni dunia pertanian. Sebab sebagai warga di wilayah pelosok, bertani jadi salah satu andalan untuk keberlangsungan hidup.

Selain itu, dirinya berharap sebagai orang tua tidak mesti memberikan tekanan kepada anaknya untuk jadi orang kantoran. Sebab, menjadi petani juga menjanjikan kesuksesan.

“Kita hidup dikelilingi potensi pertanian, kalau generasi penerusnya didorong semua untuk jadi pegawai kantoran atau kuli di kota, maka potensi yang besar ini, siapa yang akan menggalinya,” kata dia.

“Jangan sampai di wilayah yang subur ini tidak ada generasi yang meneruskan untuk mengelolanya. Sehingga lama ke lamaan lahan-lahan ini dijual ke orang luar dan dikuasai orang luar,” imbuhnya. (eri)

0 Komentar