Sekilas sosok Rangga Gempol I Anak dari Prabu Geusan Ulun

Soeriadiwangsa
soeriadiwangsa merupakan anak dari prabu geusan ulun dan ratu harisbaya
0 Komentar

 sumedangekspres – Sekilas sosok Rangga Gempol I Anak dari Prabu 

Rangga Gempol I, yang juga dikenal sebagai Suriadiwangsa, yang merupakan prabu terakhir Kerajaan Sumedang Larang di Jawa Barat dan bupati pertama Kabupaten Sumedang di bawah Kesultanan Mataram.

Ia dikenal karena usahanya untuk menyatukan daerah Parahyangan di Jawa Barat dengan Mataram serta perannya sebagai panglima Mataram dalam penaklukan Surabaya, khususnya di daerah Madura.

Baca Juga:Sejarah Mahkota Binokasih, Diserahkan Oleh Keempat Prajurit Padjajaran Kepada Kerajaan Sumedang LarangKeris Panunggul Naga Ratu Pucuk Umun yang diserahkan Kepada Prabu Geusan Ulun

Suriadiwangsa, lahir di Dayeuh Luhur sekitar tahun 1586, adalah anak dari Panembahan Ratu I dan Harisbaya dari Madura. Peristiwa Harisbaya pada tahun 1585 menyebabkan Harisbaya melarikan diri dari Cirebon ke Dayeuh Luhur, memicu konflik antara Cirebon dan Sumedang.

Dari garis ayahnya, Suriadiwangsa adalah keturunan generasi ke-5 dari Syarif Abdullah Umdatuddin dan Nyi Rara Santang, dengan keduanya yang menjadi para penguasa di Kesultanan Banten, Cirebon, dan wilayah Jawa lainnya.

Pada tahun 1608 M, Suriadiwangsa naik takhta sebagai Kusumadinata III dan memindahkan pusat pemerintahan dari Dayeuh Luhur ke Tegal Kalong. Setelah kematian Geusan Ulun, Sumedang Larang dibagi menjadi dua bagi Suriadiwangsa dan saudara tirinya, Rangga Gede.

Namun, keadaan Sumedang Larang menjadi tidak stabil setelah banyak daerahnya menyatakan pemisahan diri.

Meskipun hubungan Suriadiwangsa dengan ayahnya di Cirebon tidak banyak tercatat, Cirebon menjadi bagian Mataram sejak tahun 1619. Di barat, Kesultanan Banten masih berambisi untuk menaklukkan Sumedang Larang, sedangkan Mataram mengklaim wilayah Jawa bagian barat yang tidak dikuasai Banten dan Cirebon.

VOC, yang baru tiba di Nusantara pada tahun 1614, juga ikut campur dalam persaingan ini.

Di bawah pemerintahan Suriadiwangsa, Sumedang Larang berada dalam posisi yang sulit karena tekanan dari Banten, VOC, dan Mataram. Dengan pertimbangan keamanan dan perlindungan, Suriadiwangsa memutuskan untuk menghadap Sultan Agung di Kerto pada tahun 1620, menyatakan Sumedang Larang sebagai bagian dari Mataram.

Baca Juga:

Keputusan ini didasarkan pada hubungan keluarga dengan Sultan Agung serta keyakinan akan perlindungan Mataram terhadap wilayah Parahyangan dari serbuan Banten.

Sultan Agung menyambut kedatangan Suriadiwangsa dengan baik, memberinya gelar Rangga Gempol Kusumadinata dan menunjuknya sebagai Bupati Sumedang dan Bupati Wedana Parahyangan.

0 Komentar